PLN defisit daya 1,6 MW di Morowali Utara, Kolonodale dikecualikan soal pemadaman bergilir

id pln,morowali utara,demo listrik,kolonodale

PLN defisit daya 1,6 MW di Morowali Utara, Kolonodale dikecualikan soal pemadaman bergilir

Manager PT. PLN (Persero) Area Palu Abbas Saleh (Antaranews Sulteng/Arsandi)

Abbas Saleh: pemda meminta agar khusus Kota Kolonodale tidak diberlakukan pemadaman bergilir
Palu (Antaranews Sulteng) - PT PLN Area Palu, Sulawesi Tengah, mengklaim mengalami defisit daya listrik sebesar 1,6 megawatt (MW) di Kabupaten Morowali Utara sehingga terpaksa melakukan pemadaman bergilir sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

"Selama ini memang kami melakukan pemdaman bergilir karena defisit daya itu," ujar Manager PLN Area Palu Abbas Saleh yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Senin, menanggapi demo masyarakat Morowali Utara yang sedang berlangsung di Kolonodale terkait pemadaman listrik.

Defisit daya, kata Abbas, disebabkan menurunnya produksi listrik PLTM di Wawopada.

Sebenarnya, kata dia, pihaknya telah menambah empat unit mesin Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) untuk memperkuat sistem kelistrikan di kabupaten itu, namun demikian masih juga belum cukup karena kemampuan PLTM semakin menurun.

Penurunan produksi daya pembangkit listrik tenaga mikrohidro di wilayah tersebut diakibatkan ketersediaan air untuk menggerakan turbin pembangkit semakin berkurang.

PLN dalam rangka memeratakan?pasokan listrik kepada masyarakat di daerah penghasil karet terbesar di Provinsi Sulteng itu, dengan sangat terpaksa harus menerapkan sistem pemadaman bergilir.

"Teman-teman kami yang ada di Kantor PLN Ranting Kololodane, Kabupaten Morowali Utara sudah membuat skema jadwal pemadaman begilir," kata dia.

Baca juga: Warga Morut demo PLN, pemadaman listrik semakin menyengsarakan

Jadwal pemadaman bergilir yang telah ditetapkan pihak PLN setempat adalah 2:1 (Dua hari listriknya menyala dan satu kali padam).

Tetapi oleh pemkab setempat meminta agar sistem pemadaman bergilir tidak dilakukan di Ibu Kota Kabupaten Marowali. Artinya khusus dalam kota kabupaten, listrik tetap menyala 1x24 jam.

Pihak PLN setempat terpaksa meresponnya karena permintaan Pemkab Morowali Utara.

Di satu sisi, masyarakat tentu menilai kebijakan dimaksud tidak adil.

"Dan memang itu tidak adil sehinga sangat wajar jika masyarakat di daerah itu melakukan protes dengan berunjuk rasa," kata dia.

Namun demikian, tentu seharusnya masyarakat protes kepada pemerintah daerah setempat, bukan kepada PLN, sebab PLN hanyalah perusahaan penyedia listrik yang tentu terus berupaya maksimal menerangi semua wilayah di seluruh Sulteng.

"Dan terbukti kami sudah tambah empat unit mesin pembangkit listrik, tetapi karena produksi daya PLTM terus menurun, makanya defisit daya dan adanya program pemadaman.
 
Ratusan warga yang sebagian besar ibu-ibu rumah tangga bersiap untuk demo menuntut PLN memperbaiki pelayanan listrik kepada warga di Kolonodale, Senin (12/11) (Antaranews Sulteng/Rudy Pamor) (Antaranews Sulteng/Rudy Pamor/)