Ambon (ANTARA) - Kaum perempuan disarankan menghindari penggunaan pembersih kelamin karena akan menurunkan derajat keasaman (pH) alami dan terhindar dari kanker serviks, kata Wakil Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi Maluku dr. Hendrita Tuanakotta.
"Kelamin perempuan memiliki pH alami yang mampu mencegah berkembang biaknya bakteri, termasuk Human Papilloma Virus (HPV) yang menyebabkan kanker serviks atau kanker leher rahim," kata dr. Hendrita di Ambon, Jumat.
Tingkat asam basa atau pH kelamin perempuan bisa dikatakan sehat jika berada di angka 3,5 sampai 4,5.
Penggunaan pembersih kelamin dapat mengganggu pH alami kelamin dan berpotensi buruk menyebabkan bakteri vagina yang berpotensi buruk berkembang biak.
Jika bakteri vagina yang berpotensi buruk telah berkembang biak, kata dr. Hendrita, kelamin berisiko terkena jamur pemicu iritasi, gatal dan cairan vagina yang tidak normal. Selain itu, yang ditakutkan adalah berkembangnya HPV.
Karena itu, ia menyarankan kepada kaum perempuan untuk tidak menggunakan cairan kelamin saat membersihkan vagina.
"Sangat tidak disarankan. Perubahan cairan dan bau alami vagina bisa membantu mendeteksi kesehatan vagina itu sendiri. Kalau rutin menggunakan cairan pembersih, maka kita sendiri tidak bisa menyadari perubahan yang terjadi di dalam kelamin," ucapnya.
Menghindari bertumbuhnya kanker serviks atau leher rahim, menurut dr. Hendrita, ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh kaum perempuan, yakni menjaga pola makan dan hidup sehat, memperhatikan kebersihan kelamin dan tidak menggunakan bahan-bahan yang tidak alami saat membersihkannya.
Selain itu, para perempuan juga bisa harus rutin memeriksakan kesehatan reproduksinya, seperti menjalani tes IVA (inspeksi visual asam asetat) maupun Papanikolaou test atau Pap smear yang merupakan metode screening ginekologi.
IVA tes dan Pap smear juga menjadi salah satu cara deteksi dini kanker leher rahim bagi kaum perempuan.
"Aman dan biayanya juga tidak mahal. Kanker serviks masih menjadi pembunuh nomor satu kaum perempuan di dunia, jika sedari dini sudah terdeteksi, maka bisa lebih cepat proses penanganan dan penyembuhannya," ujar dr. Hendrita.
Provinsi Maluku, kata dia lagi, sejak tahun 2015 pencegahan kanker serviks dilakukan dengan menggencarkan pelaksanaan tes IVA hingga ke daerah-daerah terpencil.
"Sejak dicanangkan oleh Gubernur Said Assagaf pada 2015, tes IVA gencar dilaksanakan, bahkan juga dibuatkan lombanya. Tahun 2017 Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon yang menang lomba tes IVA karena pesertanya yang paling banyak," kata dr. Hendrita.***