Palu (ANTARA) - Pewarta Foto Indonesia (PFI) Kota Palu bekerja sama dengan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menggelar pameran foto memperingati setahun bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala , di Kota Palu, Kamis petang.
Pembukaan pameran foto yang bertemakan "Setelah Setahun Bencana" yang dihadiri Direktur Galeri Foto Jurnalistik Kantor Berita Antara, Oscar Motuloh itu dibuka secara resmi oleh Wali Kota Palu, Hidayat.
"Kita lihat foto-foto yang dipamerkan adalah foto-foto yang membangkitkan semangat korban bencana dan memotivasi agar bangkit dari keterpurukan dan kesedihan pasca bencana,"kata Wali Kota Palu, Hidayat saat menyampaikan sambutannya.
Menurutnya, sudah cukup kesedihan, duka maupun amarah merundung seluruh korban bencana terutama para penyintas yang sebagian besar telah tinggal di hunian sementara (huntara) dan sebagian kecil masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.
"Kita kubur dalam-dalam masa lalu itu, kesedihan dan duka yang kita alami akibat bencana. Tapi jangan sampai kita melupakan," ucapnya.
Ia berharap foto-foto yang dipamerkan dan ditujukan kepada masyarakat luas terutama para korban bencana itu dapat memotivasi dan membangkitkan semangat para penikmat dari keterpurukan sesuai dengan slogan "Sulteng Bangkit" dan "Palu Bangkit".
Baca juga : Wali Kota Palu memotret jurnalis foto
Sementara itu, Direktur Galeri Foto Jurnalistik Kantor Berita Nasional Antara, Oscar Motuloh dalam arahannya pada kesempatan itu senada dengan Hidayat.
"Tujuan kita mengabadikan momen itu dalam sebuah foto untuk menyampaikan kabar yang terjadi di lokasi bencana kepada pemerintah dalam dan luar negeri serta masyarakat di seluruh dunia," katanya.
Tujuannya, lanjutnya, agar melalui foto-foto tersebut pemerintah dan masyarakat dunia tergerak untuk membantu dan menolong seluruh korban bencana. Cara itu efektif dan terbukti saat bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 lalu meluluhlantahkan Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala di Provinsi Sulteng.
"Tiga hari pertama kita mesti memfoto kondisi korban untuk mengabarkan dan menjelaskan kondisi mereka melalui foto. Setelah tiga hari, kita memfoto bagaimana semangat para korban untuk bertahan hidup dan bangkit pascabemcana," ujarnya.