Palu (ANTARA) - Kementerian Agama Sulawesi Tengah mengemukakan terdapat dua kabupaten di Sulteng meliputi Banggai Kepulauan (Bangkep) dan Morowali Utara (Morut) belum memiliki Kantor Kemenag di daerah tersebut, untuk menunjang kegiatan pemerintahan dan pembinaan masyarakat untuk kerukunan.
"Kabupaten Morowali Utara dan Kabupaten Banggai Kepulauan belum memiliki Kantor Kemenag," ucap Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Rusman Langke di Palu, Rabu.
Rusman menyatakan dari 12 kabupaten dan satu kota di Sulteng, Morowali Utara dan Banggai Kepulauan merupakan daerah terjauh dan masuk dalam daerah tertinggal, terdepan dan terluar.
Karena itu, kata Rusman kebutuhan terhadap kantor permanen yang mendesak untuk menunjang kegiatan pembinaan yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Agama.
Baca juga: Kemenag Sulteng: Tidak ada majelis taklim terpapar paham radikal
Baca juga: Kemenag Sulteng : Pesantren jadi benteng pembinaan generasi muda
Baca juga: Kemenag Sulteng pantau kinerja ASN lewat "Sieka"
Dirinya mengaku bahwa Kanwil Kemenag Sulteng telah mengusulkan hal itu kepada Kementerian Agama di Jakarta sejak empat tahun lalu.
"Pelayanan yang dilakukan oleh Kemenag di Morowali Utara dan Banggai Kepulauan sudah berlangsung empat tahun, namun belum punya kantor," katanya.
Kondisi itu telah disampaikan oleh Rusman Langke kepada Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid saat melakukan kunjungan kerja ke Sulteng pada 17 - 18 Desember 2019.
Rusman juga melaporkan kepada Wakil Menag Zainut bahwa berkat kerjasama semua pihak, termasuk jajaran Kementerian Agama di kabupaten/kota, Sulteng masuk sebagai provinsi yang tinggi kerukunannya di Indonesia.
"Provinsi Sulteng termasuk urutan 12 dari 16 rukun tinggi dari nilai rata-rata nasional," kata Rusman.
Hal itu karena program untuk membangun kerukunan umat beragama sangat menyentuh langsung kepada masyarakat atau pemeluk agama.
Selain itu, kearifan lokal dan semboyan budaya yang ada di masyarakat turut serta mendongkrak terwujudnya kerukunan antaragama di Sulteng.
"Provinsi Sulteng sangat aman, kondusif. Semua itu tidak terlepas dari kerjasama semua pihak, tidak kalah penting adanya peran tokoh agama dan masyarakat di Sulteng," ujarnya.
Data Kementerian Agama Sulteng menyebutkan jumlah penduduk Sulteng yang beragama Islam kurang lebih 3 juta jiwa atau 81 persen, kemudian kurang lebih 615 ribu umat Kristen atau sekitar 13,50 persen.
Berikutnya, kurang lebih 49 ribu umat Khatolik atau sekitar 1,0 persen, selanjutnya Hindu sekitar 140 ribu atau 3,24 persen, dan Budha sekitar 20 ribu lebih atau 0,53 persen.