New York (ANTARA) - Sejumlah produsen etanol di seluruh dunia mengatakan permintaan atas produk mereka melonjak lantaran para konsumen menimbun cairan pencuci tangan, yang dapat dibuat menggunakan bahan bakar hayati, saat wabah virus corona semakin mengganas.
Virus corona telah menginfeksi lebih dari 100.000 orang di 105 negara serta wilayah dan menelan 3.800 korban jiwa, menurut hitungan Reuters. Pemerintah dan lembaga kesehatan mengimbau masyarakat agar mencuci tangan mereka dan menggunakan cairan pencuci tangan guna mencegah penyebaran virus corona. Hal itu mengakibatkan lonjakan permintaan etanol, alias etil alkohol, alkohol industri dan alkohol terdenaturasi, yang digunakan untuk membuat cairan pencuci tangan.
Produsen etanol Cargill yang berbasis di Minneapolis pada Senin mengatakan permintaan untuk etanol terdenaturasi di Eropa meningkat dua kali lipat sejak bulan Februari.
Tereos, salah satu produsen terbesar alkohol bioetanol di Uni Eropa dan bermarkas di Prancis utara, juga mengungkapkan bahwa pihaknya melihat lonjakan permintaan serta pesanan khusus untuk 528.000 galon alkohol terdenaturasi tambahan dalam beberapa hari belakangan.
Sementara itu, produsen Pacific Ethanol yang berlokasi di Sacramento membenarkan adanya peningkatan dalam penjualan alkohol industri, kata wakil presiden pengembangan perusahaan dan komoditas, Paul Koehler.
Baca juga: Cuci tangan, hal sepele untuk cegah corona
Baca juga: Pakar kesehatan: infeksi rotavirus dicegah dengan cuci tangan
Baca juga: Bolehkah cuci tangan dengan air kobokan?
Baca juga: Pakar: Penjual makanan segar harus sering cuci tangan untuk cegah virus
Sumber: Reuters