Merayakan Hari Film Nasional, saksikan 10 rekomendasi film Indonesia

id Netflix,Film indonesia,Modus anomali,Pintu terlarang,Cek toko sebelah

Merayakan Hari Film Nasional, saksikan 10 rekomendasi film Indonesia

Foto film "Modus Anomali" (ANTARA/Ho)

Jakarta (ANTARA) - Merayakan Hari Film Nasional, tidak ada salahnya untuk menyaksikan kembali film-film Indonesia yang menjadi box office ataupun meraih prestasi, sekaligus untuk mengisi waktu selama masa work from home.

Film karya anak bangsa tidak kalah menariknya dengan tayangan luar negeri, bahkan beberapa film diakui secara internasional dengan menyabet berbagai penghargaan. Berikut adalah 10 rekomendasi film Indonesia yang hadir di Netflix untuk memeriahkan Hari Film Nasional, seperti keterangan yang dikutip Antara, Senin.

1. "Pintu Terlarang"

Film ini menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2009 untuk kategori Sinematografi Terbaik dan Penyunting Gambar Terbaik, pemenang Puchon International Fantastic Film Festival 2009 untuk kategori Film Terbaik.

"Pintu Terlarang" dibintangi oleh Fachri Albar dan Marsha Timothy, menceritakan kehidupan seorang pematung sukses yang berubah 180 derajat ketika ia mulai menerima pesan-pesan misterius dari orang yang meminta bantuannya. Film ini mulai tayang pada 31 Maret.
 

2. "Modus Anomali"

Film karya Joko Anwar ini telah memenangkan penghargaan untuk kategori Bucheon Award di Network orlf Asian Fantastic Films 2011. Film bergenre thriller ini bercerita tentang seorang laki-laki yang pergi berlibur di hutan dengan keluarganya.

Namun ketika sosok tak diundang datang menghampiri, yang terjadi berikutnya adalah serangkaian peristiwa aneh yang mengancam nyawa keluarganya. "Modus Anomali" menampilkan Rio Dewanto dan Hannah Al Rashid. Film ini tayang mulai 31 Maret.

3. "Sang Penari"

Pemenang Festival Film Indonesia 2011 untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik ini bercerita tentang perjalanan dua remaja yang hidup dalam kemiskinan di desa mereka pada tahun 1960an.

Sang perempuan, Srintil (Prisia Nasution), adalah seorang penari yang dipercayai memiliki kemampuan gaib dalam tariannya, sementara sang lelaki, Rasus (Oka Antara), pergi meninggalkan kampungnya untuk bergabung dengan pasukan tentara.

Foto film "5 cm" (ANTARA/Ho)

4. "5 cm"

Menghadirkan Raline Shah, Fedi Nuril, Herjunot Ali, Pevita Pearce, Denny Sumargo, dan Saykoji, film ini menceritakan lima orang sahabat yang menemukan arti pertemanan dalam sebuah perjalanan mendaki Gunung Semeru.

"5 cm" memenangkan penghargaan Festival Film Indonesia 2013 untuk kategori Sinematografi Terbaik.
 

5. "Pengabdi Setan"

Disutradarai oleh Joko Anwar, "Pengabdi Setan" adalah film horror yang berpusat pada sebuah keluarga bernasib buruk, yang mengalami berbagai peristiwa menyeramkan setelah kematian ibu mereka. Keluarga ini pun bersatu untuk bisa bertahan hidup, tanpa menyadari bahwa sebenarnya kejahatan ada di antara mereka.

"Pengabdi Setan" menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penata Efek Visual Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Pemeran Anak Terbaik. Selain itu, film ini juga memenangkan Toronto After Dark Film Festival 2018 untuk kategori Film Horor Terbaik.

6. "Tabula Rasa"

Tayang mulai 31 Maret, film ini menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2014 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik.

Hans (Jimmy Kobogau) adalah seorang laki-laki muda dari Serui, Papua, yang bermimpi untuk menjadi atlet sepak bola profesional, namun selalu ada saja yang menghalanginya. Ketika Hans hampir kehilangan harapan, ia bertemu dengan Mak (Dewi Irawan), seorang pemilik restoran, yang akan mengubah kehidupannya selamanya.



7. "Athirah (Emma’)"

Berlatar belakang tahun 1950an di Makassar, kehidupan seorang ibu muda bernama Athirah’s (Cut Mini) berubah ketika suaminya menikahi wanita lain. Hidup dalam masa yang memperbolehkan poligami memaksa Athirah untuk berjuang mempertahankan integritas keluarganya.

Sebagai karya dari duo ternama Riri Riza dan Mira Lesmana, "Athirah" juga berhasil mendapat pengakuan di kancah global, di mana film ini tayang di Busan International Film Festival 2016, Tokyo International Film Festival 2016, dan Vancouver International Film Festival 2016.

Film ini juga mendominasi Festival Film Indonesia 2016 dengan membawa piala Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.

8. "Cek Toko Sebelah"

Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Skenario Asli Terbaik ini bercerita tentang perjalanan Erwin (Ernest Prakasa), seorang laki-laki muda yang bertekad untuk memiliki karir yang cemerlang.

Namun ketika ayahnya jatuh sakit, Erwin harus mengesampingkan ambisinya untuk membantu sang ayah mengelola toko keluarga mereka. Merasa kecewa dengan ayah mereka yang pilih kasih, kakak Erwin yang bernama Yohan (Dion Wiyoko) akhirnya membuat sebuah rencana untuk mengambil alih toko keluarganya.

9. "Cahaya dari Timur: Beta Maluku"

Sebuah karya dari Angga Dwimas Sasongko, film ini berpusat pada karakter Sani Tawainella (Chico Jericho), yang melatih sepak bola untuk anak laki-laki daerah di tengah konflik Islam dan Kristen di Maluku. Film ini menjadi pemenang Festival Film Indonesia 2014 untuk kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik.

10. "Posesif"

Pemenang Festival Film Indonesia 2017 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik ini bercerita tentang Lala (Putri Marino) adalah seorang atlet selam yang menjalani tahun terakhirnya di SMA ketika ia bertemu dengan Yudhis (Adipati Dolken), seorang murid pindahan.

Berawal dengan momen-momen manis, kisah cinta mereka pun teruji ketika Yudhis memperlihatkan sisi lainnya.