Washington (antarasulteng.com) - Beberapa ilmuwan pada Senin (2/9) mengatakan mereka telah
memecahkan misteri mengapa satu spesies katak paling kecil di dunia,
yang dikenal dengan nama Gardiner`s Seychelle frog, dapat mendengar
tanpa telinga.
Gardiner`s frog dari Kepulauan Seychelles, yang memiliki panjang
tubuh cuma satu centimeter, dapat mendengar suara karena hewan itu
menggunakan jaringan dan rongga mulut untuk mengirim suara ke "bagian
dalam telinga" mereka, kata para peneliti tersebut di jurnal AS
Proceedings of the National Academy of Sciences.
Kebanyakan katak tidak memiliki bagian depan telinga seperti
manusia, tapi mempunya telinga tengah dan gendang telinga yang terletak
langsung di permukaan kepala. Gelombang suara yang datang membuat
gendang telinga bergetar, dan gendang telinga mengirim getaran itu
dengan menggunakan tulang kecil di tengah telinga ke telinga dalam
mereka. Di telinga dalam, sel rambut menerjemahkan gelombang suara
menjadi arus listrik yang dikirim ke otak.
Para ilmuwan sebelumnya berpendapat tak mungkin untuk mendeteksi
suara di otak tanpa tengah telinga sebab 99,9 persen gelombang suara
yang mencapai satu jenis hewan terpantul di permukaan kulitnya.
"Namun, kami tahu spesies katak yang mengeluarkan suara seperti
katak lain, tapi tidak memiliki gendang tengah telinga untuk saling
mendengarkan. Ini tampaknya bertolak-belakang," kata penulis utama
Renaud Boistel dari University of Poitiers di Prancis di dalam satu
pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Selasa siang.
Untuk memastikan apakah Gardiner`s frog benar-benar menggunakan
suara untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, para peneliti itu
memasang pengeras suara di habitat asli mereka dan menyiarkan suara
katak yang sudah direkam. Tindakan tersebut membuat katak jantan yang
ada di hutan hujan menjawab, dan membuktikan bahwa mereka bisa mendengar
suara dari pengeras suara itu, kata para peneliti tersebut.
Para ilmuwan itu kemudian mengidentifikasi mekanisme yang tampaknya
memungkinkan katak tuli mendengar suara. Bermacam mekanisme telah
disarankan: jalur gendang telinga tambahan melalui paru-paru, otot yang
pada katak menghubungkan korset dada ke bagian dalam telinga, atau
konduksi tulang.
Karena hewan itu kecil, dengan panjang cuma satu centimeter, para
peneliti tersebut menggunakan citra sinar-X mengenai jaringan lunak dan
beberapa bagian tulang dengan resolusi mikrometrik untuk memastikan
bagian tubuh mana yang memberi sumbangan pada perambatan suara.
Mereka mendapati baik sistem paru-paru maupun otot katak tersebut
"tidak memberi sumbangan besar" pada penyaluran suara ke bagian dalam
tengah.
Beberapa simulasi membantu penyelidikan hipotesis ketiga, yaitu
suara diterima melalui kepala katak. Simulai itu mengkonfirmasi mulut
berfungsi sebagai resonator, atau penguat, bagi frekuensi yang
dikeluarkan oleh spesies tersebut.
Berita Terkait
Pasukan katak diminta bantu cari siswa SMPN 1 Turi
Sabtu, 22 Februari 2020 10:46 Wib
Katak Melahirkan Ditemukan Di Gorontalo
Rabu, 2 September 2015 22:40 Wib
Tiga Spesies Katak Ditemukan
Sabtu, 26 April 2014 15:17 Wib
Katak Mini Ditemukan di Bali
Selasa, 18 Juni 2013 14:14 Wib
Katak dan Kadal Menghilang Di Amerika Serikat
Kamis, 23 Mei 2013 8:16 Wib
Peneliti Indonesia Temukan Spesies Baru Katak
Jumat, 27 Juli 2012 16:20 Wib