Rangkai Bunga dan Menu Makanan Pesta Kesenian Bali

id bali, kesenian, budaya, sesaji

 Rangkai Bunga dan Menu Makanan Pesta Kesenian Bali

Kesenian Bali (Nyoman Budhiana/ANTARA)

Bali tiada hari tanpa kegiatan ritual dan aktivitas keagamaan umat Hindu. Kelengkapan ritual itu cukup rumit yang merupakan kombinasi antara bunga, janur, buah dan aneka jenis kue (jajan) khas Bali.

Oleh sebab itu diperlukan kemampuan dan keterampilan khusus untuk mengkombinasikan berbagai elemen untuk melengkapi kegiatan ritual, sesuai fungsi dan maknanya, disamping mencerminkan keindahan.

Selama ini tidak semua remaja putri maupun ibu rumah tangga sanggup membuat rangkaian janur untuk kelengkapan ritual.

Oleh sebab itu Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIV tahun 2012 berlangsung sebulan penuh, 10 Juni-9 Juli 2012 mengagendakan parade/lomba merangkai bunga, janur dan makanan.

Kegiatan yang melibatkan utusan dari dari delapan kabupaten dan satu kota serta organisasi wanita di Bali berlangsung di lantai bawah gedung Kesiarnawa Taman Budaya Denpasar memasuki hari ke delapan, Minggu (17/6).

Kegiatan itu disaksikan Ketua Tim Penggerak PKK provinsi Bali Nyonya Ayu Pastika yang juga istri Gubernur Bali, ketua tim penggerak PKK Kabupaten/kota itu mendapat perhatian besar dari masyarakat pengunjung, terutama remaja putri dan ibu rumah tangga.

Peserta dibagi dalam beberapa kategori antara lain membuat jajan "satuh" dari bahan ketan dan gula merah serta "kekuluban" atau jajan tradisional yang terbuat dari tepung terigu dengan parutan kelapa dicampur gula merah melibatkan 33 remaja putri mewakili berbagai organisasi wanita.

Lomba membuat "lamak" salah satu hiasan untuk keperluan upacara ritual terbuat dari janur dan merangkai "gebogan" atau kombinasi buah, kue dan janur menjulang hingga ketinggian sekitar satu meter.

Peserta melibatkan 18 remaja putri, masing-masing mewakili organisasi wanita. Peserta yang mengenakan busana adat khas Bali itu secara serius dan sungguh menyelesaikan kreasi "lamak" dan "gebogan" dengan tampilan yang dibuat lebih menarik sesuai kreasi generasi muda tanpa menghilangkan ciri khas.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika selaku Ketua panitia PKB mengatakan, generasi muda Bali diajak ikut berperanserta dalam melestarikan budaya melalui lomba pembuatan sarana upacara keagamaan yang mengisi salah satu kegiatan aktivitas seni tahunan Pulau Dewata.

Kegiatan yang digelar itu bukanlah ajang untuk mencari pemenang, namun lebih menekankan upaya pengembangan generasi muda untuk mampu melestarikan budaya lewat kreativitas.

Selain itu memperkenalkan dan menanamkan seni budaya Bali kepada setiap generasi muda yang menghadapi tantangan berat dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya itu di tengah gempuran era globalisasi.

Tim juri yang melakukan penilaian untuk menentukan pemenangnya dari berbagai unsur instansi terkait melakukan penilaian menyangkut kelengkapan, fungsi, makna disamping keserasian yang mencerminkan keindahan.

Lomba merangkai bunga, janur dan menu makanan itu sengaja diberikan perhatian serius, karena selalu masuk dalam agenda PKB sejak kegiatan itu digelar tahun 1978 atau 34 tahun yang silam.

Merangkai bunga dan janur itu bagi wanita Bali sangat penting artinya, karena hampir setiap hari bergelut dengan kegiatan ritual. Setiap enam bulan sekali akan merayakan Hari Suci Galungan, Kuningan dan piodalan di tingkat rumah tangga dan "pura kayangan tiga" yakni tiga pura dalam lingkungan desa adat.

Semua itu memerlukan kelengkapan ritual (banten), rangkaian janur kombinasi dengan buah dan aneka jenis jajan khas Bali. Oleh sebab itu setiap wanita Bali, remaja putri dan ibu rumah tangga harus memiliki keterampilan dan keahlian untuk membuat kelengkapan ritual.

Melalui kegiatan PKB itu diharapkan mampu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk meningkatkan keterampilan membuat berbagai jenis keperluan ritual, sekaligus melangkah lebih maju, sesuai perkembangan zaman, tanpa menghilangkan esensi kehidupan berkesenian.

Selain itu menurut Ketut Suastika untuk menunjukkan greget PKB, yang mendapat perhatian besar masyarakat, memunculkan rasa untuk terus mengisi diri dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan dalam menghadapi arus komunikasi yang semakin terbuka.

Melalui kegiatan lomba/parade tersebut juga mampu memberikan ruang kepada seniman, perajin dan kelompok masyarakat untuk berkompetisi secara sehat, sehingga mampu memunculkan semangat untuk berkreativitas menghasilkan karya seni inovatif.


Masak serba ikan

Kegiatan tersebut juga menampilkan utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali dalam lomba memasak serba dari bahan ikan. Tim juri melakukan penilaian menyangkut kreasi penyajian, cita rasa dan kebersihan.

Kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi ikan, dengan harapan mampu meningkatkan produksi sektor perikanan.

Penyajian aneka jenis makanan khas tradisional Bali dari bahan ikan masing-masing peserta tampak cukup indah dan serasi dengan hiasan buah-buahan yang diukir bagaikan cindera mata, hasil sentuhan tangan-tangan terampil yang mampu mengundang kegairahan untuk menikmatinya.

Hidangan untuk satu keluarga itu ditata sedemikian rupa dengan menonjolkan kerapian dan keindahan.

Kegiatan PKB yang melibatkan organisasi wanita untuk lomba menu makanan secara bertahap mampu mengangkat aneka jenis makanan tradisional Bali.

Kegiatan itu melibatkan 17 peserta utusan dari delapan tim penggerak PKK kabupaten/kota di Bali. Lomba masak serba ikan itu sejalan dengan anjuran pemerintah dalam menyukseskan program pangan yakni gemar makan ikan, tutur Nyonya Ayu Pastika.

Demikian pula aneka jenis makanan tradisional khas Bali kini keberadaannya hampir sejajar dengan jenis makanan yang sudah go internasional dari sejumlah negara, antara lain sup ikan, ayam betutu, sayur daun belimbing, sate dan lawar (masakan dari bahan daging ayam khas Bali.

Namun dalam lomba makanan kali ini hanya khusus menggarap dan menghidangkan menu dari bahan ikan, yang mampu menarik perhatian pengunjung yang memadati lantai satu Gedung Kesiarnawa Taman Budaya Denpasar. (I006)

Pewarta :
Editor : Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.