Monumen Bung Karno di Palu resmi dibuka untuk umum

id Monumen Sekarno, taman gor, palu, hidayat

Monumen Bung Karno di Palu resmi dibuka untuk umum

Patung Bung Karno atau monumen mutiara bangsa setinggi 10 meter berdiri di Ruang Terbuka Hijau (RTH) taman Gor Palu, Sulawesi Tengah resmi dibuka untuk umum setelah tirai pembungkus patung tersebut di lepas Wali Kota Palu Hidayat, Rabu (26/8/2020). ANTARA/HO/Humas Pemkot Palu

"Monumen ini dipersembahkan sebagai satu bentuk ungkapan penghargaan terhadap Bung Karno," ujar Hidayat.
Palu (ANTARA) - Monumen Presiden Republik Indonesia pertama Ir Soekarno terletak di taman Gor Palu, Sulawesi Tengah, telah resmi dibuka untuk umum setelah tirai yang membungkus patung itu dibuka Wali Kota Palu Hidayat, Rabu.

Wali kota menjelaskan, patung Bung Karno setinggi 10 meter itu diberi nama Monumen Mutiara Bangsa yang diresmikan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarno Putri secara virtual pada pertengahan Juli 2020.

"Monumen ini dipersembahkan sebagai satu bentuk ungkapan penghargaan terhadap Bung Karno," ujar Hidayat.

Taman GOR sebagai salah satu ruang publik di ibu kota Sulteng, pada 2017 lalu direnovasi Pemkot Palu yang saat ini sudah dilengkapi sejumlah fasilitas olahraga seperti lapangan basket, arena skateboard hingga panggung kesenian termasuk fasilitas kuliner untuk pelaku usaha mikro.

Wali kota menuturkan, Taman GOR juga memiliki historis dimana tempat itu menjadi saksi sejarah kedatangan Presiden pertama RI Soekarno pada 2 Oktober 1957 melakukan pertemuan akbar dengan masyarakat di Tanah Kaili guna membangun konsolidasi perjuangan rakyat semesta atau Permesta.

"Inilah alasan mengapa monumen mutiara bangsa ditempatkan di Taman Gor karena tempat ini memiliki histori," ungkap Hidayat.

Dalam penggalan isi pidato Bung Karno, katanya, menyebut bahwa Palu bagaikan rangkaian mutiara di khatulistiwa, walaupun Palu tidak memiliki sumber daya alam mutiara.

"Setelah saya renungkan ternyata ada rangkaian kehidupan sosial masyarakat Kaili yang menjunjung tinggi nilai toleransi, kekeluargaan dan kegotong-royongan, kemudian ada rangkaian alam di antaranya gunung, sungai, bukit, teluk dan lembah yang memiliki potensi untuk pengembangan sektor pariwisata," kata dia menambahkan.

Oleh karena itu, diharapkan dengan kehadiran monumen mutiara bangsa dapat menjadi spirit bagi masyarakat di kota itu menjaga nilai-nilai kearifan lokal, serta dapat menjadi sarana edukasi bagi generasi muda mengenal dan memahami sejarah bangsa.

"Saya kira monumen mutiara bangsa ini bisa menjadi objek wisata baru, karena Pau tidak memiliki sumber daya alam memadai di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Maka untuk meningkatkan perekonomian daerah pilihannya adalah sektor jasa," demikian Hidayat.