Mexico City (ANTARA) - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, Rabu (28/10), mengecam negara-negara Eropa karena menerapkan lockdown dalam membendung penyebaran virus corona.
Ia tampaknya menganggap penguncian ketat itu sebagai tindakan sewenang-wenang.
Jerman dan Prancis pada Rabu mengumumkan serangkaian pembatasan, yang mendekati tingkat lockdown pada musim semi, ketika kematian akibat COVID-19 di seluruh Eropa melonjak.
Otoritas nasional ataupun lokal di beberapa negara Eropa, termasuk Prancis, Spanyol, Italia, dan Republik Ceko, telah memberlakukan jam malam.
Ketika berbicara pada konferensi pers berkala, Lopez Obrador menyayangkan tindakan yang diambil negara-negara Eropa.
Ia mendesak para pemerintah di Eropa agar menunjukkan lebih banyak kepercayaan terhadap penduduk mereka.
"Apa yang diperlihatkan adalah tindakan otoriter oleh pihak berwenang, oleh pemerintah, dengan segala hormat, di pihak mereka yang memilih langkah ini," katanya.
Ia menjawab pertanyaan apakah Meksiko kemungkinan akan mengambil tindakan lebih keras untuk menghentikan peningkatan kasus virus corona.
"Jam malam bukanlah tanda kepercayaan pada orang-orang. (Tindakan, red) ini menempatkan diri Anda di atas sebagai otoritas dan memandang warga negara sebagai anak-anak, seolah mereka tidak mengerti. Bahkan di saat-saat terburuknya, Eropa tidak pernah memberlakukan jam malam dan semua tindakan ini."
Meksiko secara resmi sudah melaporkan lebih dari 901.000 kasus virus corona dan 89.800 kematian, meskipun pihak berwenang mengakui bahwa jumlah kasus dan kematian kemungkinan jauh lebih tinggi.
Pemerintah telah memperingatkan bahwa penularan meningkat di beberapa bagian Meksiko.
Masyarakat diminta mematuhi norma-norma pembatasan sosial serta menghindari kerumunan besar pada saat berbagai perayaan tradisional, yang setiap tahun menarik perhatian ratusan ribu orang, sudah dekat.
Akhir pekan lalu, negara bagian di perbatasan utara, Chihuahua, kembali ke fase siaga tertinggi virus corona.
Lopez Obrador meminta masyarakat Meksiko untuk menjalankan tata cara kebersihan pribadi, menjaga jarak fisik, dan bertindak secara bertanggung jawab.
"Dan tidak menggunakan paksaan... penyelesaiannya tidak dengan cara itu," katanya.
Sumber: Reuters