Pemkab Morut siap laksanakan program B2SA

id morut

Pemkab Morut siap laksanakan program B2SA

Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah menyatakan siap melaksanakan program Kementerian Pertanian, termasuk diversifikasi pangal lokal dan gerakan pangan beragam,bergizi, seimbang dan aman (B2SA) di daerah itu. (Foto Antara/Anas Masa)

Morut, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah menyatakan siap melaksanakan program Kementerian Pertanian, termasuk diversifikasi pangal lokal dan gerakan pangan beragam,bergizi, seimbang dan aman (B2SA) di daerah itu.

Bupati Morowali Utara (Morut), Moh. Asrar di Kolonodale, Rabu mengatakan program tersebut sangat tepat dan terlu didukung semua pihak yang ada di daerahnya.

Pemkab Morowali, kata dia, siap melakukan langkah-lanhgka konkret terkait dengan program  B2SA maupun gerakan diversifikasi pangan lokal.

Indonesia memiliki berbagai sumber karbohidrat lain selain beras yang bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi, bahkan dijadikan sebagai sumber ekonomi.

"Tidak ada orang di dunia ini yang tidak butuh makan.Kita semua butuh makan," kata Bupati Asrar.

Karenanya, kata Asrar, pangan lokal nonberas menjadi solusi tantangan kehidupan nutamanya dalam menghadapi COVID-19 yang hingga kini belum tahu kapan berakhir.

Bahkan, di tengah-tengah pandemi COVID-19 stok pangan nasional masuk termasuk aman.

Karena memang, Indonesia memiliki banyak sekali sumber karbohidrat yang berasal dari pangan lokal norberas seperti ubi jalan, ibu kayu, talas, pisang, jagung dan sagu.

Di Kabupaten Morut banyak tanaman sagu dan sejak dari nenek moyang kita, sagu merupakan bahan makanan yang telah memasyarakat.

"kita semua tahu dan kenal yang namannya makanan dui (sagu)," ujar Bupati Asrar.

Karena itu, Pemkab Morut menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pangan Provinsi Sulteng yang telah bekerja sama Dinas Pangan Kabupaten Morut melaksanakan kegiatan tersebut.

Bupati menambahkan untuk konsumsi pangan lokal nonberas,ia bersama keluarganya sudah melakukan setiap minggu dua kali tidak makan nasi.

"Kami sudah terbiasa makan pangan pangan lokal nonberas dua kali dalam seminggu," katanya.

Karena itu, bupati mengajak masyarakat di daerahnya untuk mulai menerapkan dalam keluarga masing-masing mengkonsumsi pangan lokal nonberas.

Juga pagi semua OPD di jajaran Pemkab Morut dalam melaksanakan kegiatan atau pertemuan agar yang menu makanan, semuanya dari pangan lokal nonberas.

"Ini harus dimasyarakatkan sehingga kita semua bisa terbiasa makan pangan nonberas lebih sehat dan terhindari dari berbagai penyakit, terutama diabetes (penyakit gula) yang banyak menyerang manusia," ajak Bupati Asrar.

Kegiatan tersebut diakhiri makan bersama pangan lokal nonberas yang terdiri atas berbagai jenis makanan kearifan lokal seperti pisang,ubi kayu,u7bi jalar, ikan dan sayur-mayur.

Juga dihadiri para guru SD,SMP dan SMU sejumlah pejabat di jajaran Pemkab Morut dan beberapa pelaku usaha UMKM di daerah itu.

Sementara Kepala Dinas Pangan Sulteng melalui Kabid konsumsi dan penganekaragaman pangan pangan Dinas Pangan Provinsi Sulawesi Tengah,Uci Narwatu Sangkalia dalam beberapa bulan terakhir ini gencar melakukan sosialisasi program gerakan pangan lokal beragam,bergizi, seimbang dan aman (B2SA) di daerah itu.

"B2SA merupakan program nasional dari Kementerian Pertanian," katanya.

Ia mengatakan gerakan pangan lokal (B2SA) dan program diversifikasi pangan lokal dicanangkan Kementerian Pertanian secara nasional beberapa bulan lalu.

Dan program tersebut langsung di tindak lanjuti oleh Dinas Pangan yang ada di tingkat provinsi, kota dan kabupaten di Sulteng.

Makanya, kata dia, untuk mensukseskan gerakan dimaksud, Dinas Provinsi Sulteng dan Dinas Pangan kabupaten dan kota menggelar kegiatan sebagai media sosialisasi agar program ini bisa didukung pemerintah daerah dan mnasyarakatnya.

Uci Narwatu Sangkalia menambahkan, program pangan lokal (B2SA) akan disosialisasikan ke semua kabupaten dan kota di Sulteng.

Sebelumnya, kata dia, kegiatan yang sama dilakukan di Kabupaten Buol, Poso dan Morowali Utara.

Dan rata-rata mendapat sambutan positif dari para bupati dan masyarakat di daerah itu.***1***
(T.BK03/)