Pemkab Morut: RS Pratama Mayapuria raih akreditasi paripurna

id Akreditasi, RS Pratama Mayapuria, pemkabmorut, dinkesmourut,Arif pokonda, faskes, Morowali Utara, Sulteng

Pemkab Morut: RS Pratama Mayapuria raih akreditasi paripurna

Dok- Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Utara Arif Paskal Pokonda memberikan keterangan terkait layanan kesehatan. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Morut)

Morut, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah mengatakan Rumah Sakit (RS) Pratama Mayapuria Baturube memperoleh nilai tertinggi dan berhak meraih predikat akreditasi paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
 
"Pernyataan nilai tertinggi diungkapkan KARS melalui surat resminya yang diterima Pemkab Morowali Utara pada (4/11)," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Morowali Utara Arif Paskal Pokonda di Kolonodale, Rabu.
 
Ia menjelaskan dari hasil survei akreditasi pada 28-29 Oktober 2024, bahwa RS Pratama Mayapuria dinyatakan berhasil lulus tingkat paripurna yang berlaku sampai 27 Oktober 2028.
 
Akreditasi paripurna merupakan predikat hasil penilaian tertinggi yang diberikan berdasarkan penilaian terhadap manajemen, mutu dan keselamatan pasien yang diterapkan di RS.
 
"Tentunya dengan predikat itu maka pelayanan publik di RS tersebut harus lebih dioptimalkan guna menjaga reputasi status," ujarnya.
 
Ia mengemukakan setiap fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah baik Puskesmas maupun RS wajib dilakukan akreditasi, yang mana tujuannya untuk memperkuat mutu layanan kesehatan, baik secara administrasi dan manajemen, mampu pelayanan terhadap pasien.
 
Sesuai ketentuan bidang kesehatan, ada lima tingkatan akreditasi RS sesuai Standar Akreditasi Nasional Rumah Sakit (SNARS), yakni tidak lulus akreditasi, akreditasi tingkat dasar, akreditasi tingkat madya, akreditasi tingkat utama dan akreditasi tingkat paripurna.
 
"Capaian prestasi diraih RS Pratama Mayapuria perlu ditiru faskes lainnya, supaya masyarakat puas dengan layanan kesehatan di daerah ini," ucap Arif.
 
Ia menambahkan berkaitan dengan layanan, tenaga kesehatan (nakes) harus mampu mengimplementasikan budaya kerja yang baik, kemudian layanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) juga bagian penting yang harus di optimalkan, sehingga upaya pertolongan pertama terhadap pasien semakin lebih baik.