Menteri : Gini Rasio Nasional Sudah Lampu Kuning

id bappenas, andrinof, chaniago

Menteri : Gini Rasio Nasional Sudah Lampu Kuning

Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago (antaranews)

Gini rasio ini sudah lampu kuning, sama dengan situasi sebelum meledaknya krisis tahun 1997-1998

Palu, (antarasulteng.com) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengatakan kedalaman kemiskinan antara penduduk kaya dan miskin/gini rasio nasional saat ini 0,43 sudah berada dalam ancaman.

"Gini rasio ini sudah lampu kuning, sama dengan situasi sebelum meledaknya krisis tahun 1997-1998," katanya saat menghadiri pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional di Palu, Sabtu.

Dia mengatakan masih banyak daerah tingkat gini rasionya lebih tinggi dari rata-rata nasional berada pada kisaran 0,44 dan 0,45.

Kondisi tersebut kata Andrinof berbahaya ketika bertemu dengan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi terjadinya gejolak.

"Ini bahaya. Bisa meledak," katanya.

Andrinof mengatakan dalam kondisi negara seperti itu dibutuhkan ketahanan nilai-nilai norma prilaku dalam berbangsa dan bernegara.

Dia mengatakan untuk merumuskan sasaran pembangunan salah satu yang dibutuhkan adalah penguatan norma untuk meningkatkan kaulitas hidup manusia dan masyarakat.

"Mandat kita ke depan kita harus letakkan mental pembangunan manusia, setalah itu baru kita bangun kecerdasannya," katanya.

Andrinof mengatakan bangsa yang bangsa maju bukan hanya bangsa sehat tetapi juga norma prilakunya. Tanda-tandanya kata dia, konflik yang rendah, tidak merusak kepentingan umum.

Norma ini kata dia juga dibutuhkan dalam dunia bisnis, sehingga pelaku bisnis tidak saja sekadar untung dengan melupakan hak-hak orang lain, merusak lingkungan ataupun menguras sumber daya alam.

"Wajib punya norma kalau mau jadi negara yang unggul," katanya.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Sulawesi di Palu salah satunya membahas rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) regional Sulawesi tahun 2015-2019.

Salah satu yang mengemuka dalam pembahasan tersebut adalah pembangunan infrastruktur di regional Sulawesi dalam memperkuat interkoneksitas antarprovinsi di Indonesia bagian tengah tersebut.(skd)