Kapal Tol Laut angkut 40 ton beras Parigi Moutung ke Sulut
Kapal logistik Tol Laut melayani sejumlah rute pelayaran yang ada di di kawasan Teluk Tomini dan Pelabuhan Bitung, Sulut, dan kebanyakan produk hasil bumi masyarakat di kabupaten ini menyasar pasar Sulut
Parigi (ANTARA) - Kapal pengangkut Logistik Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 13 mengangkut sekaligus memasarkan 40 ton beras hasil produksi petani Parigi Moutong, Sulawesi Tengah ke Propinsi Sulawesi Utara..
"Kapal logistik Tol Laut melayani sejumlah rute pelayaran yang ada di di kawasan Teluk Tomini dan Pelabuhan Bitung, Sulut, dan kebanyakan produk hasil bumi masyarakat di kabupaten ini menyasar pasar Sulut," kata Kepala Pelabuhan kelas tiga Parigi Abd Faisal AB Pontoh yang ditemui, di Parigi, Selasa.
Program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bertujuan untuk menghubungkan pengangkutan logistik antarpulau dalam rangka memajukan Indonesia dari pinggiran untuk peningkatan pendapatan daerah maupun Nasional.
Pelabuhan kelas tiga Parigi, hingga kini baru melayani sekitar empat kali pengangkutan barang, karena program tol laut baru masuk pada pertengahan 2020, berbeda dengan pelabuhan di Kecamatan Tinombo yang sudah melayani angkutan logistik dua tahun terakhir.
Baca juga: Parigi Moutong manfaatkan tol laut untuk tingkatkan perdagangan
Saat ini, tol laut telah melayani rute Provinsi Gorontalo, Bitung, Sulawesi Utara, Pelabuhan Pagimana, Kabupaten Banggai, Pelabuhan Ampana, Tojo Una-Una dan Pelabuhan Parigi serta Pelabuhan Tinombo, Parigi Moutong, Sulteng.
"Hadirnya program tol laut, diharapkan dapat dimanfaatkan dan menjadi pemerintah setempat dan pelaku usaha lokal sebagai alternatif, di samping itu biaya transportasi menggunakan tol laut relatif lebih murah karena mendapat jaminan subsidi pemerintah," ujar Faisal.
Ke depan pihak Pelabuhan Parigi dan pemerintah setempat berupaya membuka rute Kalimantan Timur, agar pengusaha lokal Parigi Moutong dapat memasarkan produk mereka secara regional.
"Saat ini muat ulang barang di Pelabuhan Parigi masih komoditas beras, dan barang masuk didominasi air mineral," ucap Faisal.
I Made Sukanto, salah seorang distributor lokal yang menggunakan jasa angkut melalui tol laut mengatakan, pengiriman beras ke pasar Sulut rata-rata sekitar 200 ton bersumber dari hasil bumi warga Desa Tolai Timur, Kecamatan Balinggi yang menjadi salah satu sentra komoditas padi di kabupaten tersebut.
"Dalam sebulan kapal angkut logistik bersandar di Pelabuhan Parigi dua kali. Pengiriman beras saat ini hanya 40 ton, dan biasanya pengiriman rutin sekitar 200 ton dengan biaya transportasi lebih hemat 60 persen," ujar Made.
Ia juga berharap, pemerintah setempat dapat menyerap hasil produk petani dan membuka peluang pasar di daerah lain.
"Kapal logistik Tol Laut melayani sejumlah rute pelayaran yang ada di di kawasan Teluk Tomini dan Pelabuhan Bitung, Sulut, dan kebanyakan produk hasil bumi masyarakat di kabupaten ini menyasar pasar Sulut," kata Kepala Pelabuhan kelas tiga Parigi Abd Faisal AB Pontoh yang ditemui, di Parigi, Selasa.
Program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bertujuan untuk menghubungkan pengangkutan logistik antarpulau dalam rangka memajukan Indonesia dari pinggiran untuk peningkatan pendapatan daerah maupun Nasional.
Pelabuhan kelas tiga Parigi, hingga kini baru melayani sekitar empat kali pengangkutan barang, karena program tol laut baru masuk pada pertengahan 2020, berbeda dengan pelabuhan di Kecamatan Tinombo yang sudah melayani angkutan logistik dua tahun terakhir.
Baca juga: Parigi Moutong manfaatkan tol laut untuk tingkatkan perdagangan
Saat ini, tol laut telah melayani rute Provinsi Gorontalo, Bitung, Sulawesi Utara, Pelabuhan Pagimana, Kabupaten Banggai, Pelabuhan Ampana, Tojo Una-Una dan Pelabuhan Parigi serta Pelabuhan Tinombo, Parigi Moutong, Sulteng.
"Hadirnya program tol laut, diharapkan dapat dimanfaatkan dan menjadi pemerintah setempat dan pelaku usaha lokal sebagai alternatif, di samping itu biaya transportasi menggunakan tol laut relatif lebih murah karena mendapat jaminan subsidi pemerintah," ujar Faisal.
Ke depan pihak Pelabuhan Parigi dan pemerintah setempat berupaya membuka rute Kalimantan Timur, agar pengusaha lokal Parigi Moutong dapat memasarkan produk mereka secara regional.
"Saat ini muat ulang barang di Pelabuhan Parigi masih komoditas beras, dan barang masuk didominasi air mineral," ucap Faisal.
I Made Sukanto, salah seorang distributor lokal yang menggunakan jasa angkut melalui tol laut mengatakan, pengiriman beras ke pasar Sulut rata-rata sekitar 200 ton bersumber dari hasil bumi warga Desa Tolai Timur, Kecamatan Balinggi yang menjadi salah satu sentra komoditas padi di kabupaten tersebut.
"Dalam sebulan kapal angkut logistik bersandar di Pelabuhan Parigi dua kali. Pengiriman beras saat ini hanya 40 ton, dan biasanya pengiriman rutin sekitar 200 ton dengan biaya transportasi lebih hemat 60 persen," ujar Made.
Ia juga berharap, pemerintah setempat dapat menyerap hasil produk petani dan membuka peluang pasar di daerah lain.