Gubernur BI sebut Perbaikan ekonomi terus berlanjut

id Pertumbuhan ekonomi,Pemulihan

Gubernur BI sebut Perbaikan ekonomi terus berlanjut

Tangkapan layar - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam jumpa pers virtual KSSK di Jakarta, Senin (1/2/2021). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Kemenkeu/pri.

Perbaikan memang terus berlanjut namun seberapa cepat akan sangat bergantung pada vaksin
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan perbaikan ekonomi terus berlanjut seiring dengan mobilitas masyarakat terutama di kota-kota besar yang mengalami peningkatan sejak November 2020.

“Perbaikan memang terus berlanjut namun seberapa cepat akan sangat bergantung pada vaksin,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa.

Meski demikian, Perry menekankan bahwa semua masih akan bergantung pada langkah-langkah penanganan COVID-19 mulai vaksinasi hingga disiplin protokol kesehatan yang menjadi game changer pemulihan ke depan.

Perry menuturkan realisasi pertumbuhan ekonomi minus 2,07 persen pada tahun lalu ternyata di bawah perkiraan Bank Indonesia yakni antara terkontraksi 1 persen sampai minus 2 persen.

Menurutnya, perekonomian yang terkontraksi 2,07 persen tersebut tetap menunjukkan perbaikan namun tidak secepat yang diharapkan terutama pada konsumsi swasta serta daya beli masyarakat pada kuartal IV terkontraksi 3,61 persen

“Arahnya semua menunjukkan perbaikan tapi perbaikan tidak secepat yang kita perkirakan,” ujarnya.

Ia menjelaskan terdapat beberapa indikator pertumbuhan ekonomi yang terlihat terus membaik seperti indeks ekspektasi penjualan, ekspor dan impor, serta PMI Manufaktur.

Untuk ekonomi global tahun ini diperkirakan akan meningkat menjadi 5 persen setelah terkontraksi minus 3,8 persen dengan didorong oleh China, India, hingga Amerika Serikat (AS) yang diproyeksikan tumbuh positif.

Perry menyebutkan prospek tersebut akan tercapai dengan juga didorong oleh langkah vaksinasi di berbagai negara khususnya negara maju yang telah dimulai dan dipercepat sehingga menciptakan mobilitas manusia.

“Sekaligus stimulus fiskal dan moneter yang besar di berbagai negara dan ini jadi potensi mendorong ekonomi dari sisi ekspor,” ujarnya.