Jakarta (ANTARA) - PT Hyundai Motors Indonesia terus mempromosikan dua kendaraan listrik mereka, Kona Electric dan IONIQ di pasar otomotif domestik.
Terbaru, pabrikan otomotif asal Korea Selatan itu menggelar Hyundai Track Day 2021 pada 21-22 Maret di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Melalui kegiatan tersebut, Hyundai berharap para insan media dan calon pelanggan memperoleh pengalaman menyeluruh mengendarai dua mobil listrik yang secara resmi telah diperkenalkan di Indonesia sejak November tahun lalu itu.
ANTARA berkesempatan menjajal ketangkasan dan akselerasi Kona Electric dan IONIQ pada gelaran Hyundai Track Day 2021 hari pertama.
Didampingi dua pembalap senior Jimmy Lukita dan Rendi Son sebagai instruktur, ANTARA diberi kesempatan untuk melakukan test drive di sirkuit sepanjang sekitar 4, 2 km yang telah ditambahkan sejumlah "rintangan" untuk memberikan tantangan dan pengalaman berbeda.
Hyundai IONIQ menjadi kendaraan pertama yang dicoba. Selayaknya kendaraan listrik pada umumnya, tidak ada sama sekali suara yang terdengar saat motor listrik dinyalakan.
Posisi duduk juga sangat ergonomis, ditopang dengan pengaturan elektrik pada kursi pengemudi dan stir yang dapat diatur tilt serta teleskopik.
Ruang interior yang ditata dengan layar display berfitur teknologi tinggi ditambah pengaturan cahaya, hiasan krom, dan floating cluster housing berbalut kulit sintetis memberikan nuansa nyaman dan mewah saat berkendara.
Ketika pedal akselerator diinjak dari balik kemudi, kesan pertama yang terasa adalah akselerasi mantap dengan tenaga dan torsi yang instan.
Namun, hentakan yang dihasilkan tetap terasa nyaman dan stabil. Berbekal tenaga yang mencapai 134 hp dan torsi 295 Nm, lintasan lurus Sirkuit Sentul terasa sangat mudah ditaklukkan hanya dengan sekali injakan pedal.
Kekedapan kabin IONIQ tergolong sangat baik. Nyaris tidak ada kebisingan yang mengganggu keasyikan berkendara, selain sedikit sayup-sayup suara gesekan ban ke aspal dan deru angin yang masuk dari bagian bawah mobil.
Beralih ke urusan handling, Hyundai IONIQ terasa mudah dikendalikan dan sangat stabil saat melibas lintasan menikung dalam kecepatan tinggi, baik ketika menikung di area lebar maupun menyempit.
Begitu pula saat melewati "rintangan" zig zag, kestabilan saat bermanuver tetap maksimal. Lingkar kemudi terasa presisi dan mudah diajak bergerak tangkas. Minim terasa adanya body roll ketika IONIQ melahap rintangan-rintangan tersebut.
Penempatan baterai yang memiliki massa paling besar di bagian lantai mobil serta ground clearance yang tergolong rendah sepertinya memberikan dampak stabilitas yang lebih optimal pada IONIQ.
Secara keseluruhan, Hyundai IONIQ menawarkan tingkat kenyamanan berkendara yang tinggi serta performa dan manuver yang mumpuni sehingga memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan.
Berikutnya, ANTARA mencoba berkendara menggunakan Kona Electric. Saat pertama kali berada di dalam kabin, nuansa yang terasa adalah ruang kokpit yang modern.
Layar multimedia 7 inci penuh fitur diimbangi dengan konsol mengambang dengan tombol transmisi, pilihan drive mode, serta rem parkir elektrik, ditambah keberadaan sistem heads-up display yang tersedia pada Kona Electric memberikan tampilan futuristik pada sisi kabin pengemudi.
Selain itu, posisi duduk juga sama ergonomisnya dengan IONIQ, dilengkapi pengaturan kursi elektrik serta pengaturan stir yang sudah tilt dan teleskopik.
Kona Electric mengusung tenaga 134 hp dan torsi 395 Nm, sehingga tidak mengherankan adanya hentakan yang lebih terasa ketika pedal akselerator diinjak dalam. Selain itu akselerasinya juga terasa lebih prima lantaran torsi yang dihasilkan lebih besar dari IONIQ.
Tenaga dan torsi yang instan pada Kona Electric tersebut membuat pengalaman berkendara di lintasan lurus Sirkuit Sentul terasa semakin menyenangkan dan memacu adrenalin.
Kona Electric juga memiliki kekedapan kabin yang sangat baik. Motor listrik bekerja secara senyap. Tidak ada suara bising yang mengganggu selain adanya sedikit suara gesekan ban ke aspal dan deru angin ketika kendaraan dipacu kencang.
Untuk urusan handling, Kona Electric sama baiknya dengan IONIQ, bahkan terasa sedikit lebih tangkas dari sisi pengendalian ketika dibawa kencang.
Namun, meski handling tetap terasa stabil dan sigap, buangan bagian belakang mobil atau body roll sedikit lebih terasa. Ground clearance Kona Electric yang lebih tinggi 8 mm dari IONIQ agaknya memberikan pengaruh adanya sedikit nuansa limbung tersebut.
Body roll yang dihasilkan itu masih sangat bisa ditoleransi, sehingga tidak memberikan pengaruh signifikan. Hyundai Kona Electric tetap tangkas melahap tikungan tajam yang menyempit serta rintangan zig zag di lintasan.
Teknologi penempatan baterai pada bagian lantai mobil yang juga disematkan pada Kona Electric, nampaknya sangat membantu mengoptimalisasi kestabilan serta meningkatkan pengendalian, akselerasi dan, perlambatan mobil menjadi lebih mantap.
Impresi saat mengendarai Kona Electric sangat menyenangkan, terutama ketika bicara mengenai akselerasi dan kemampuan melintasi berbagai medan dan rintangan. Adanya body roll yang minimal agaknya tidak berdampak terhadap keasyikan mengendarai Kona Electric di Sirkuit Sentul.
Hyundai memasarkan IONIQ dalam dua varian, yakni IONIQ Prime yang dipasarkan dengan harga Rp637 juta dan IONIQ Signature yang dibanderol Rp677 juta On The Road (OTR) DKI Jakarta. Sementara Hyundai Kona dihadirkan dalam satu varian dengan harga Rp697 juta OTR DKI Jakarta.