Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, melaksanakan wisuda perdana S1, S2 dan S3 di Kampus II di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi dengan cara khusus untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Menyadari betapa pentingnya wisuda bagi para wisudawan dan wisudawati serta keluarganya, maka kami berkomitmen untuk tetap menyelenggarakannya walau dengan cara yang tidak lazim, 'drive thru'. Mengingat masih dalam situasi pandemi COVID-19," ucap Rektor IAIN Palu Prof Sagaf S Pettalongi MPd di Sigi, Rabu.
IAIN Palu mewisuda 450 mahasiswa pada semester ganjil tahun akademik 2020/2021, yang terdiri dari S1 425 wisudawan dan wisudawati, S2 23 orang dan S3 tiga orang secara drive thru dan daring.
Wisuda, sebut Sagaf, menjadi momen yang sangat berarti, khususnya bagi para lulusan strata satu (S1), karena untuk pertama kalinya dikukuhkan menyandang gelar akademik formal yang tertulis secara sah di belakang nama para lulusan S1.
Menurut Rektor, model wisuda secara drive thru dipilih oleh IAIN Palu karena harus mendukung sepenuhnya upaya pencegahan, pengendalian penyebaran COVID-19 yang dilaksanakan pemerintah.
"Namun ini terasa istimewa, karena dilaksanakan untuk pertama kalinya di kampus II di Sigi, sekaligus dirangkaikan dengan pengukuhan guru besar," sebut Sagaf.
"Semoga hal ini dapat menginspirasi para sivitas akademik IAIN Palu untuk terus maju dan berkembang dalam menghadapi perkembangan dunia global yang kompetitif," tambahnya.
Pandemi COVID-19, ujar Sagaf, menjadi satu tantangan besar yang sangat berpengaruh terhadap seluruh aktivitas akademik. Sebagian besar para wisudawan-wisudawati telah melewati perkuliahan, uji proposal, ujian komprehensif hingga ujian skripsi secara daring dan akhirnya di wisuda dengan model yang unik, drive thru, karena menyesuaikan protokol COVID-19.
"Di balik semua tantangan dan hambatan tersebut ada pelajaran yang sangat berharga, bahwa semangat dan kegigihan adalah modal utama dalam meraih kesuksesan," ujar Sagaf.
Rektor menambahkan pandemi COVID-19 memberikan nasihat yang sangat berharga, bahwa semua termasuk para alumni harus terus berinovasi dalam berbagai bidang, agar ilmu pengetahuan yang diperoleh tetap bisa bertahan ke depan.
"Pengetahuan itu bersifat dinamis dan tak ada kata berhenti. Kita harus selalu meng-upgrade pengetahuan yang kita miliki seiring dengan perkembangan global," ungkapnya.