Permintaan Daging Sapi Di Gorontalo Lesu

id daging

Permintaan Daging Sapi Di Gorontalo Lesu

Ilustrasi (antara)

"Tahun lalu kalau potong sapi dua sampai tiga ekor sehari laris semua, sekarang satu ekor saja susah. Mungkin karena harga daging terlalu mahal
Gorontalo,  (antarasulteng.com) - Meskipun telah memasuki bulan ramadhan namun permintaan daging sapi di Gorontalo masih lesu, karena daya beli masyarakat yang rendah.

 "Tahun lalu kalau potong sapi dua sampai tiga ekor sehari laris semua, sekarang satu ekor saja susah. Mungkin karena harga daging terlalu mahal," ujar Tutun salah seorang pemilik rumah potong di Jalan Tondano, Kota Gorontalo, Sabtu.

Menurutnya harga daging saat ini Rp100 ribu per kilogram sehingga tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat di daerah tersebut.

"Banyak sapi yang dikirim ke luar daerah terutama Kalimantan. Ini yang membuat harga daging sapi di dalam daerah naik," tukasnya.

Sapi-sapi hidup yang dikirim ke luar daerah tersebut, kata dia, dihargai lebih mahal sehingga pedagang dan peternak meraup keuntungan lebih besar dibandingkan menjual dalam daerah.

Pedagang daging lainnya, Halim Yahya juga merasakan penurunan omset penjualan daging sapi di lapak miliknya.

"Biasanya pembeli  antri memesan beberapa hari sebelum bulan puasa, tapi bulan ini pesanan minim sekali. Saya pun tak berani memotong sapi lebih dari seekor dalam sehari," tambahnya.

Sementara itu salah seorang pedagang makanan di Kabupaten Gorontalo, Yuliana T. mengatakan sepinya pembeli daging juga akibat tutupnya warung makan, restoran dan kafe pada siang hari selama bulan ramadhan.

"Saya sehari-hari menjual sate tapi warung tutup selama bulan puasa, otomatis daging kurang laku. Apalagi para PNS belum menerima gaji 13, tambah sepi lagi," ujarnya.