Melihat kiprah Jenderal pimpin operasi Nemangkawi berangus KKB di Papua

id Kkb, operasi nemangkawi, brigjen roycke harry langgie

Melihat kiprah Jenderal pimpin operasi Nemangkawi berangus KKB di Papua

Sosok Brigjen Pol Roycke Harry Langgie kepala Operasi Nemangkawi Polri.(ANTARA News Papua/Satgas Humas Nemangkawi)

Saya genggam dengan penuh rasa cinta dan tanggungjawab untuk menjaga Papua Karena Papua adalah Indonesia Sa Papua Sa Indonesia
Jayapura (ANTARA) - Satuan tugas Nemangkawi merupakan operasi gabungan personel TNI-Polri yang bertugas untuk memberangus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Apalagi, pemerintah saat ini melalui Kementerian Politik dan Keamanan (Kemenpolhukam) telah melabeli KKB di Papua sebagai organisasi terorisme.

Satgas Nemangkawi yang terdiri dari tim gabungan TNI-Polri. Tim itu dibentuk untuk mengamankan Papua dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kerap beraksi di wilayah Papua.

Titik keberhasilan dalam setiap tugas lapangan ialah kuatnya kerjasama antara TNI-Polri yakni dengan mensinergikan komunikasi dan kolaborasi yang dibarengi oleh evaluasi bersama setiap kegiatan yang telah dilakukan.

Dibalik kinerja Satgas Nemangkawi sendiri saat ini dipimpin sosok jenderal bintng satu Brigjen Pol Roycke Harry Langie sebagai Kepala Operasi Nemangkawi Polri sejak tahun 2020 hingga saat ini.

Brigjen Roycke Harry Langie bersama Kepala Operasi Nemangkawi TNI Brigjen TNI Tri Budi Utomo harus memimpin anak buah di lapangan guna menumpas habis KKB di Papua.

Kedua jenderal ini merupakan kolaborasi pemimpin yang berprestasi, dimana Brigjen Pol Roycke Harry Langie merupakan mantan Wakil Kapolda Bali dan saat ini sebagai seorang Perwira Tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menjabat sebagai Anjak Utama Bidang Pidum Bareskrim Polri sejak 18 Februari 2021, sekaligus merangkap sebagai Kepala Operasi Nemangkawi perwakilan Kepolisian Negara Republik Indonesia/Kaops Nemangkawi Polri.

Jenderal polisi bitang satu ini sebagian besar tugasnya sebagai reserse, di antaranya menjabat Kepala Satuan Reserse Kepolisian Resor Indramayu (1995), Kepala Unit Reserse Mobile Direktorat Reserse Kepolisian Daerah Jawa Barat/Kanit Resmob Ditserse Polda Jabar (1999), Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya/Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2018), Kepala Biro Pengawasan Penyidikan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia/Karowassidik Bareskrim Polri (2019).

Sementara TNI Brigjen TNI Tri Budi Utomo adalah prajurit Kopassus yang sebelumnya merupakan pengawal Presiden Joko Widodo, yakni sebagai Komandan Grup A Paspampres pada 2019 lalu.

Selepas dari Paspampres, Tri menjabat Komandan Korem 052/Wijayakrama dan sejak 27 Agustus 2020 mengemban amanat sebagai wadanjen Kopassus.Tri, merupakan lulusan Akademisi Militer 1994 ini perwira baret merah yang lama bertugas di jajaran Satuan 81/Kopassus.

Di bawah komando Jenderal itulah, setidaknya telah memberi catatan prestasi keberhasilan dalam memberikan perlindungan masyarakat maupun pemberantasan KKB.

Mereka mampu menguatkan sinergitas TNI-Polri dalam memberangus kelompok teroris itu. Dalam perjalanannya, sudah ditangkap 105 orang KKB maupun kelompok pendukung kelompok itu.

Lalu, ikut disita pula 48 pucuk senjata api, 933 butir amunisi, tahun 2020. Kemudian, menembak mati Hengky Wamang pada 16 Agustus 2020 yang merupakan kelompok KKB Kalikopi.

Selanjutnya, menembak mati Danton Kelompok Kalikopi, Feri Ilas, pada 28 Februari 2021. Kemudian, ajudan Leswin Waker serta dua personil teroris KKB tewas di Mayuberi.

Dan salah satu yang terbesar adalah penangkapan Victor Yaimo yang merupakan salah satu DPO aktor kerusuhan di Jayapura tahun 2019 pada 9 Mei 2021 di Abepura Kota Jayapura.

"Saya genggam dengan penuh rasa cinta dan tanggungjawab untuk menjaga Papua Karena Papua adalah Indonesia Sa Papua Sa Indonesia," kata Brigjen Pol Roycke dalam keterangan diterima Antara di Jayapura, Jumat.

Tak hanya itu, dua Jenderal itu juga berhasil mengembalikan 21 anggota NRFP kembali bergabung dengan NKRI. Hal itu juga hasil kerja keras penggalangan dan kerja keras tim Satgas Nemangkawi.

Begitu pula penangkapan Paniel Kogoya atau penyandang dana dan pemasok kelompok Kriminal Teroris Bersenjata Egianus Kogoya.

Penegakan hukum siber Nemangkawi juga telah menangkap lima tersangka ujaran kebencian yang menyebar hoaks genosida ras Papua melalui media sosial.

Tidak hanya pendekatan penegakan hukum, Brigjen Roycke juga telah berhasil melakukan upaya soft aproach kepada masyarakat melalui pembinaan Binmas Noken Nemangkawi yang begitu banyak di terima oleh masyarakat asli orang Papua.

"Binmas Noken Nemangkawi hadir melalui berbagai kegiatan, di antaranya program Pembagian Baksos, trauma healing khususnya bagi anak-anak, Polisi Pi Ajar memberikan bantuan bibit ternak, memberikan cara beternak dan berkebun yang baik kepada peternak maupun petani orang asli Papua. Pendampingan dan pemberian pupuk serta bibit diberikan pula," ujar Brigjen Roycke.

Kinerja Brigjen Roycke dan tim juga telah mendatangkan dampak positif, suport dan apresiasi, utamanya perihal penegakan hukum dari masyarakat.

Salah satu pengakuan Tokoh Adat dan selaku Kepala Desa Kampung Sapalek, Sakarias Yelipele memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada kinerja aparat gabungan TNI-Polri dalam menjaga keamanan di kota Wamena terutama di kampung Sapalek.

"Keamanan warga terjaga dan terjamin berkat kehadiran anggota TNI-Polri di tengah masyarakat di tanah Papua,"ungkap Sakarias Yelipele.

Ia berharap, dengan hadirnya TNI-Polri dalam menjaga tanah Papua tetap senantiasa aman dan kondusif sehingga warga nyaman beraktivitas.

"Warga kampung berterima kasih dengan aparat keamanan TNI-Polri yang sudah menjaga dan memberikan rasa aman,"ungkapnya.

Sementara itu, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy mengakui, masyarakat di pelosok kampung sangat senang dengan kehadiran aparat TNI-Polri karena sangat dilindungi dalam beraktivitas keseharian.

"Aparat keamanan hadir di tengah warga untuk memberikan rasa aman, melindungi dan mengayomi masyarakat,"ungkap Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy.

Pelaksanaan operasi penegakkan hukum kepada KKB di Papua harus didukung semua elemen warga Nusantara mengingat tindak kekerasan dilakukan kelompok kriminal bersenjata Papua sudah diluar batas kemanusiaan karena telah menembak warga sipil yang tidak berdosa.

Serta gerombolan KKB juga telah melakukan fasilitas umum milik pemerintah seperti membakar gedung sekolah di Kabupaten Puncak. Dan, masih banyak lagi kejahatan lain yang dilakukan KKB.