Pamekasan (ANTARA) - Umat Islam di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, akhir-akhir ini sering menggelar pawai obor sambil melantunkan burdah, karena cara ini diyakini mampu menangkal berbagai jenis penyakit, termasuk COVID-19.
Burdah merupakan lagu-lagu yang berisi syair tentang pujian atau shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang diciptakan oleh Imam al Busiri dari Mesir.
"Hampir setiap malam ada pawai obor dengan membacakan burdah digelar oleh masyarakat di sini," kata warga Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Fathol Arifin kepada ANTARA, Jumat malam.
Umat Islam di desa ini berkeyakinan, membaca shalawat burdah bisa menangkal berbagai jenis penyakit, termasuk pandemi COVID-19.
Pawai obor dengan iringan shalawat burdah ini, layaknya pawai yang biasa digelar pada setiap momentum menyambut Tahun Baru Islam setiap tanggal 1 Muharam.
Peserta pawai membentuk barisan dengan cara memanjang memenuhi jalan yang dilalui sambil membacakan shalawat burdah yang dipandu oleh seorang ustadz atau guru ngaji setempat.
Selanjutnya mereka berkeliling desa dengan harapan semua masyarakat yang tinggal di desa itu bisa selamat dari berbagai jenis penyakit.
Selain membacakan burdah dengan pawai obor dan keliling desa, ada juga umat Islam di desa lainnya yang membacakan burdah di masjid dan mushala dengan menggunakan pengeras suara.
Seperti yang digelar di masjid Al-Mubarok, Desa Kertagena Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan dan di beberapa mushala di desa itu.
Berbeda dengan jenis kerumunan lainnya, umat Islam yang membacakan burdah ini tidak dibubarkan oleh aparat karena dinilai sebagai bentuk ikhtiar dalam mencegah penyebaran penyakit, termasuk COVID-19.
"Yang penting jaga jarak dan pesertanya memakai masker," kata salah seorang petugas Satgas COVID-19 Pamekasan Saiful saat mengawasi pelaksanaan pawai obor burdah di Pamekasan, Jumat malam.
Umumnya, umat Islam di Pamekasan yang menggelar pawai obor dengan membacakan burdah itu dari organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU).*