Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengimbau kepada masyarakat menjadikan momentum tiga tahun pascagempa, tsunami dan likuefaksi untuk merefleksi diri.
"Peringatan tiga tahun pascabencana 28 September 2018, menjadi momentum untuk introspeksi diri, mengakui kesalahan dan memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Mulyono, di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Selasa.
Mulyono hadiri mewakili Gubernur Sulteng dalam acara doa dan dzikir bersama dalam rangka memperingati tiga tahun pascagempa, tsunami dan likuefaksi, yang digelar di Jalan H.M Soeharto atau sebelah timur lokasi bekas likuefaksi Kelurahan Petobo.
Ribuan umat Islam dari berbagai kelurahan di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, hadir dalam pembacaan doa dan dzikir tersebut, yang dipimpin oleh Habib Muhammad Sholeh Bin Abu Bakar Al Idrus.
"Semoga doa dan ampunan yang telah dibacakan dan disampaikan, diterima oleh Allah," kata Mulyono.
Pembacaan doa dan dzikir dipimpin oleh Habib Muhammad Sholeh Bin Abu Bakar Al Idrus atau lebih dikenal dengan panggilan Habib Shaleh Rotan, diawali dengan pembacaan asmaul husna.
Di hadapan ribuan jamaah itu, Habib Sholeh mengatakan semoga doa dan dzikir yang dipanjatkan kepada Allah, semoga Allah merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
Habib Sholeh turut mengajak kepada jamaah untuk memohon ampun kepada Allah, atas kesalahan, kehilafan dan pelanggaran yang dilakukan.
"Semuanya memohon ampun kepada Allah," imbuh Habib Sholeh.
Habib Sholeh memimpin jamaah dengan membaca istighfar yang diikuti oleh ribuan jamaah yang hadir dalam doa dan dzikir bersama tersebut.
Dizikir dan doa bersama terselenggara atas inisiasi dari Majelis Dzikir Nurul Khairaat Palu, bekerja sama dengan pemerintah dan warga Kelurahan Petobo, Kota Palu. Dzikir dan doa bersama itu, dimulai pukul 16.30 WITA, dan selesai sebelum shalat magrib.