Palu (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulteng menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu untuk menekan kasus kekerdilan (stunting) di wilayah provinsi tersebut.
"Kami telah menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan BKKBN Perwakilan Sulteng. Salah satu muatan atau ruang lingkup kerja sama itu adalah mengenai pengentasan stunting," ucap Rektor UIN Datokarama Prof Sagaf Pettalongi di sela-sela rapat kerja daerah program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga kencana), di Palu, Selasa.
Kerja sama UIN Datokarama dengan BKKBN Perwakilan Sulteng ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Rektor UIN Datokarama Prof Sagaf S Pettalongi dengan Kepala BKKBN Sulteng Tenny C Soriton, berlangsung dalam kegiatan rapat kerja daerah program pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana (Bangga kencana).
Sagaf mengemukakan pengentasan kasus kekerdilan (stunting) harus diawali dengan mengubah perilaku warga agar terbiasa hidup sehat.
"Perilaku masyarakat sangat menentukan naik atau turunnya kasus stunting di Sulteng. Karena itu, perilaku masyarakat yang jauh dari kebersihan dan kesehatan harus diubah dengan cara mengedukasi mereka tentang bagaimana hidup sehat," ucapnya.
Ia menguraikan kekerdilan (stunting) adalah kondisi gagal tumbuh, di mana tinggi badan anak tidak berbanding lurus dengan usianya. Kekerdilan juga memengaruhi tingkat kecerdasan anak. Hal ini erat dengan perilaku/gaya hidup masyarakat dalam rumah tangga, terkait dengan pengasupan gizi yang layak saat mengandung dan setelah melahirkan.
"Kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat di tingkat rumah tangga yang kurang memperhatikan kesehatan, harus diedukasi sehingga terbangun satu budaya baru masyarakat tentang hidup sehat," ucap Prof Sagaf.
UIN Datokarama sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebut Sagaf, akan berperan memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam hal edukasi peningkatan pemahaman masyarakat/rumah tangga tentang hidup sehat dari pendekatan agama.
Lewat kerja sama itu, kata dia, UIN Datokarama juga akan berperan dalam mengedukasi generasi muda/remaja untuk menunda pernikahan di usia anak (nikah dini).
Kepala BKKBN Provinsi Sulteng Tenny C Soriton mengatakan pengentasan stunting membutuhkan keterlibatan multi pihak, salah satunya peran perguruan tinggi UIN Datokarama.
"Kami sangat berterima kasih UIN Datokarama bersedia untuk berkontribusi dan kerja bersama untuk mengentaskan stunting di Sulteng," ujarnya.
Sulawesi Tengah, berdasarkan data Status Survei Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Sulteng berada di peringkat kedelapan secara nasional, dengan angka kekerdilan tinggi prevalensi sebesar 29,7 persen. Begitu pun dengan angka "wasting" sebesar 9,4 persen yang menggiring Sulteng masuk dalam kategori gizi akut kronis.