Menaker: G20 ajak pekerja muda tingkatkan keterampilan daya saing

id G20 Indonesia,Y20,Kemnaker,Ketenagakerjaan

Menaker: G20 ajak pekerja muda tingkatkan keterampilan daya saing

Tangkapan layar Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) Ida Fauziyah dalam Webinar Pre-Summit 1 Y20 Indonesia 2022 yang diikuti di Jakarta, Sabtu (19/3/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) Ida Fauziyah menekankan bahwa Presidensi Indonesia dalam G20 mengajak para pekerja muda untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing setelah mengalami keterpurukan akibat pandemi COVID-19.

“Untuk mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, kami menyadari bahwa penting untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing bagi para pemuda,” kata Ida dalam Webinar Pre-Summit 1 Y20 Indonesia 2022 yang diikuti di Jakarta, Sabtu (19/3).

Ida menuturkan terdapat sebuah proyeksi yang menggambarkan bahwa 15 persen pekerja muda akan menganggur pada Tahun 2025. Padahal, jumlah penduduk diprediksi akan bertambah sebesar 7 persen pada Tahun 2030.

Adanya pandemi COVID-19 sejak Tahun 2020 juga telah menyebabkan para pekerja muda harus menghadapi diskriminasi di tempat kerja, rendahnya upah kerja yang diterima hingga menjadi pengangguran dalam beberapa waktu.

Guna mendorong setiap pekerja muda memiliki pekerjaan dan kehidupan yang layak di masa depan, Ida menyebutkan melalui G20, para pemuda akan didorong untuk berperan aktif membangun perekonomian yang inklusif, lewat peningkatan keterampilan kerja dan daya saing yang kuat.

Pemerintah Indonesia, katanya, akan fokus meningkatkan partisipasi para pemuda untuk menjadi seorang wirausahawan yang dapat menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai dengan potensi daerah masing-masing.

“Pemerintah Indonesia juga terus mendorong para pemuda untuk menjadi wirausahawan yang mandiri, bahkan melipatgandakan penciptaan lapangan kerja dan kesempatan bagi orang lain,” ucap Ida.

Selain meningkatkan partisipasi pemuda menjadi wirausahawan, katanya, pemerintah juga membangun area bisnis baru dalam beberapa sektor, seperti pengembangan bisnis makanan, minuman hingga furniture, agar peluang pekerjaan tetap terbuka.

Program-program berupa pelatihan kerja, menurut dia, ikut diberikan agar semua pekerja terlibat dalam pembangunan ekonomi yang inklusif, juga mendorong terciptanya kesetaraan di tempat kerja, sehingga kesenjangan antarpekerja perempuan dan laki-laki tidak terjadi.

Program pelatihan, katanya, juga dimaksudkan agar setiap pekerja muda terbekali dengan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan pendidikan dan kemajuan teknologi.

Menurut Ida melalui G20, Indonesia berupaya untuk memulihkan dampak dari pandemi COVID-19 pada para tenaga kerja lewat kerja sama konkret yang dibangun dengan para pemangku kepentingan lainnya.

Negara akan mengedepankan komunikasi dan nilai gotong royong, salah satunya dengan memadukan pendataan dan memberikan pelatihan keterampilan kerja bagi pekerja muda, sehingga mereka dapat bekerja sebagai pekerja produktif yang bisa menghasilkan pendapatan untuk masa depan dan keluarganya.

“Melalui semangat gotong royong dan kolaborasi ini, perlu kita tingkatkan upaya untuk mendorong kebijakan nasional dan pemberdayaan pemuda agar mereka dapat berkembang dan memiliki peluang yang lebih baik di tempat kerja,” kata dia.