Morowali Utara (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Morowali Utara (Morut) Febrianthy DJ. Hehi mengatakan semua pihak harus meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam menangani masalah kekerdilan atau stunting di Morut.
"Jangan ada yang merasa paling pintar dan paling penting. Kita harus berkolaborasi dan bersinergi. Jangan ada ego sektoral dalam menangani masalah stunting," katanya, Kamis.
Ia menerangkan, hal penting pertama yang perlu diperhatikan sebelum mengintensifkan penanganan masalah stunting adalah menyediakan data kasus stunting dan berpotensi stunting. Data yang disajikan harus rinci berdasarkan nama dan alamat.
Data tersebut tidak sekedar berupa jumlah anak-anal yang mengalami stunting dan berpotensi stunting tetapi juga dilengkapi dara penyebab mereka mengalami stunting.
"Apakah karena faktor kemiskinan, kekurangan gizi atau protein, ataukah faktor ibu (orang tua) atau faktor lainnya. Setelah data-data tersebut tersedia, barulah kita melakukan intervensi sesuai kebutuhan setiap anak yang mengalami stunting,"ujarnya.
Intervensinya pun, kata dia, harus terintegrasi, tidak boleh OPD terkait bekerja sendiri.
Ia mengungkapkan bahwa penyediaan data stunting di Kabupaten Morut sampai saat ini masih sangat membingungkan karena semua OPD terkait membuat data sendiri dan hasilnya berbeda-beda.
"Kalau boleh saya sarankan agar pendataan stunting ini kita kembalikan dan fokuskan ke dinas kesehatan saja karena merekalah yang menguasai kriteria stunting dan potensi stunting. Jadi data nanti hanya di dinas kesehatan," tambahnya.
Febrianthy mengemukakan stunting merupakan masalah yang sangat serius dan harus mendapat perhatian lebih dan ditangani secara tepat oleh pemerintah daerah.
Apalagi stunting menjadi masalah serius yang mendapat perhatian khusus di seluruh dunia.
