Harga Cengkih Di Tingkat Produsen Sulteng Turun

id cengkeh

Harga Cengkih Di Tingkat Produsen Sulteng Turun

Seorang petani menjemur bunga cengkeh (ANTARA/Jessica Helena Wuysang)

Palu,  (antarasulteng.com) - Harga komoditas perkebunanan berupa cengkih di tingkat produksen di Provinsi Sulawesi Tengah bergerak turun saat penen raya berlangsung.

Sejumlah petani di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat membenarkan adanya penurunan harga komoditas ekspor itu.

Benny (36), seorang petani di Desa Dongkalan, Kecamatan Tinombo mengatakan harga cengkih yang sudah kering sebelumnya sempat naik hingga mencapai Rp135.000/kg, namun dalam sebulan terakhir ini turun menjadi Rp90.000/kg.

Padahal, kata dia, Juli-Agustus 2016 ini merupakan panen raya cengkih di wilayah tersebut.

Di Kecamatan Tinombo, Ampibabo, Tomini dan Maoutong merupakan sentra produksi cengkih. Kebanyakan petani bergantung pada hasil tanaman perkebunan tersebut.

Hal senada juga disampaikan Berti (45), seorang petani di Kecamatan Tomini, Kabupaten Parigi Moutong. Ia mengatakan harga cengkih turun.

Ia berharap harga cengkih bisa kembali naik lagi sehingga petani dapat menikmati harga yang lebih layak pada panen raya kali ini.

Cengkih merupakan salah satu komoditi yang selama ini sebagai penopang utama selain, hasil perikanan laut masyrakat yang ada di Kecamatan Tomini.

Karena itu, jika harga cengkih turun, akan sangat merugikan bagi para petani di daerah itu dan sebaliknya kesejahteraan petani akan meningkat saat harga naik.

Selain Kabupaten Perigi Moutong yang memiliki areal perkebunan cengkih cukup luas, juga kabupaten lainnya seperti Poso dan Tolitoli merupakan daerah penghasil cengkih terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah.

Selama ini seluruh produksi cengkih petani Sulteng dipasarkan ke Surabaya untuk memenuhi kebutuhan pabrik rokok di daerah itu.