Ketika Jembatan Buluri amblas menjelang mudik Lebaran

id palu,jembatan amblas,sulteng,mudik,lebaran

Ketika Jembatan Buluri amblas menjelang mudik Lebaran

Warga yang terpaksa menggunakan jalur alternatif ketika Jembatan Bulu di rusak akibat diterjang air beberapa waktu lalu. (Foto ANTARA/Andilala)

Palu (ANTARA) - Jembatan Buluri yang berlokasi di Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat sore (7/4) yang merupakan jembatan penghubung jalur Trans Sulawesi dan juga sebagai salah satu jalur mudik Lebaran membuat ratusan pengguna jalan terpaksa memilih untuk melintasi sungai.

Dengan amblasnya jembatan yang merupakan jalur vital bagi masyarakat yang akan mudik Lebaran ke Kota Palu, Sulteng dan begitu sebaliknya bagi masyarakat dari Palu ke luar kota itu, misalnya ke Makassar dari beberapa kota lainnya yang ada di Sulawesi cukup membuat perjalanan mudik sangat terganggu.

Karena bagi masyarakat atau pemudik harus rela menempuh jalan darurat atau alternatif yang posisinya di bawah jembatan yang amblas, dengan tanah bercampr batu kerikil dan sedikit berair sehingga kalau tidak berhati-hati maka bisa-bisa pengendara roda dua jatuh atau malah kendaraan mereka terjebak di tengah-tengah Sungai Buluri tersebut.

Jembatan Buluri yang diresmikan pada 1972 tersebut amblas disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur Kota Palu sejak Jumat sore.

Menurut Kepala Satuan Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasioanl XIV Sulawesi Tengah Rismono, kerusakan terjadi dikarenakan fondasi bangunan atau pilar bangunan yang berupa susunan batu tersebut mengalami pergeseran dari posisi semula yang disebabkan oleh debit air sungai yang cukup tinggi sehingga menggerus bagian pilar dan fondasi jembatan.

Di bagian bawah jembatan, terdapat dua pilar yang posisinya berada di tengah jembatan yang tampak retak parah dan mengalami penurunan. Selain dikarenakan hujan yang mengguyur, salah satu faktor amblasnya jembatan diperkirakan karena usia jembatan yang sudah cukup tua yang kini berusia 51 tahun.

Jembatan tersebut merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta Provinsi Sulawesi Barat hingga Sulawesi Selatan sehingga menjadi jalur paling vital bagi distribusi bahan logistik, Bahan Bakar Minyak (BBM), serta menjadi jalur bagi pemudik  jelang Idul Fitri 1444 Hijriah.

Di lokasi tersebut, nampak kendaraan berat seperti truk Kalla logistik, truk pertamina serta mobil pengangkut bahan makanan lainnya juga terpaksa melewati sungai.

Pada Jumat malam sebelumnya (7/4), Kepolisian Resor Kota (Polresta) Palu segera melakukan pengamanan dengan melakukan rekayasa lalulintas dengan membuat jalan alternatif untuk menghindari tumpukan pengendara atau kemacetan karena amblasnya jembatan. Minggu siang (9/4), sekitar pukul 14.00 WITA, arus lalulintas tampak ramai lancar dengan para pengendara menggunakan jalur alternatif tersebut.

Para pengendara roda dua, roda empat maupun kendaraan berat melintasi sungai dibantu oleh masyarakat setempat. Nampak terlihat banyak pengendara roda dua yang kesulitan melintasi area tersebut. Meskipun arus sungai tidak deras dan bisa dikatakan cukup dangkal yakni setinggi mata kaki, namun licinnya bebatuan serta air sungai masih membuat para pengendara kesulitan. Banyak pengendara yang harus dibantu warga dan banyak juga penumpang kendaraan yang memilih untuk turun dan berjalan kaki melintasi sungai.

Nita, salah satu penumpang kendaraan yang memilih berjalan kaki mengatakan dirinya ingin mengunjungi keluarga yang ada di Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat bersama dengan kakaknya. Warga asli Kota Palu itu mengatakan ingin mudik lebih cepat namun memutuskan untuk tetap melintasi jalan tersebut meskipun mengetahui bahwa jembatan amblas pada Jumat sebelumnya.

Ia mengharapkan pemerintah dapat segera menyelesaikan jalur alternatif tersebut dikarenakan cukup berbahaya jika harus melintasi sungai.

Namun selain para pengendara yang masih ramai lancar, situasi tersebut turut diramaikan oleh para warga setempat atau warga asli Kelurahan Buluri yang turut membantu para pengendara melewati sungai. Nampak tidak hanya orang dewasa, namun banyak juga anak-anak yang turun ikut membantu mendorong kendaraan mereka.

Indo Gatte, salah satu warga mengatakan mereka turut membantu karena inisiatif sendiri. Mereka merasakan kepedulian kepada masyarakat yang ingin melakukan perjalanan namun terhambat karena kerusakan jembatan. Ia mengatakan, pihaknya tidak meminta imbalan untuk bantuan tersebut, namun jika ada yang memberi untuk jasanya, dirinya juga tidak menolak.

“Kami sudah ikut membantu sejak kemarin. Kami turun karena inisiatif sendiri, kasian juga sama pengendara yang kesulitan bawa motornya. Kami tidak minta imbalan juga, seikhlasnya kalaupun ada,” ujarnya.

Berbeda dengan orang dewasa tersebut, Adit, salah satu anak yang juga membantu pengendara mengatakan dirinya ikut membantu karena ingin jasanya dibayar. Adit mengatakan banyak pengendara yang kesulitan melewati sungai sehingga dirinya membantu dengan mendorong kendaraan tersebut. Kata Adit, dalam sehari itu, dia mendapatkan uang sebanyak Rp25 ribu.

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasioanl (BPJN) XIV Sulawesi Tengah masih terus mengupayakan pembangunan dua set jembatan darurat rangka baja atau jembatan bailey. Penanganan darurat dilakukan dengan memasang jembatan rangka baja di lantai jembatan yang amblas dengan panjang 39 meter sesuai ukuran panjang jembatan. Juga memasang rangka baja di atas aliran sungai tepatnya di sisi barat jembatan untuk dilalui kendaraan berat dengan panjang kurang lebih 33 meter.

Nampak di lapangan, pengerjaan jembatan bailey di lantai jembatan sudah mencapai setengah. Beberapa pekerja terlihat sibuk merangkai bagian-bagian jembatan dan alat berat tengah digunakan. Di bagian bawah jembatan tepatnya di hulu sungai yang akan digunakan oleh kendaraan berat, rangka-rangka baja dan batu-batu fondasi terlihat sedang diangkut dan para pekerja juga sudah mulai merangkai rangka jembatan.

"Kami akan membuat dua Jembatan Darurat, mudah-mudahan targetnya hari ini atau besok bisa terselesaikan," kata Kepala Satuan Kerja (Kasatker) BPJN Wilayah II Rismono di Palu, Minggu.

Dia mengatakan, pihaknya menurunkan sekitar 100 pekerja dengan sistem kerja pergantian shift untuk merampungkan pembangunan jembatan sejak Jumat malam hingga Minggu sore (9/4). Hal ini dikarenakan konektivitas jalan tersebut diharapkan tidak terputus dan dapat secepatnya dirampungkan sehingga jalanan tersebut dapat beroperasi kembali sebagaimana mestinya.

Rismono mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan pembangunan jembatan dapat segera selesai dikarenakan merupakan jalur distribusi logistik yang akan masuk ke Sulawesi Tengah, serta jalur bagi para pemudik yang ingin ke Kabupaten Donggala maupun ke Provinsi Sulawesi Barat atau Sulawesi Selatan.