Pemkab Parigi Moutong perpanjang 14 hari tanggap darurat bencana

id Banjir Balinggi, bencana banjir, hidrometeorologi, Parigi Moutong, bpbdparimo, Sulteng, Amiruddin ,Bencana alam

Pemkab Parigi Moutong perpanjang 14 hari tanggap darurat bencana

Seorang warga beraktivitas di bekas rumahnya yang hilang tersapu banjir di Dusun Jatilui Desa Catrur Karya Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah memperpanjang 14 hari ke depan kegiatan tanggap darurat penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Balinggi dan Torue.

"Hari ini batas tanggap darurat dan diperpanjang 14 hari ke depan mulai 13 hingga 26 Juni 2023," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Amiruddin di Parigi, Senin.
 
Ia menjelaskan perpanjangan masa tanggap darurat mempertimbangkan berbagai faktor, karena saat ini situasi belum kembali pulih, apalagi pada Minggu (11/6) banjir susulan terjadi namun tidak menimbulkan dampak.
 
Oleh karena itu, pemerintah setempat pada masa perpanjangan nanti fokus pada penanganan infrastruktur, khususnya normalisasi sungai dan perbaikan tanggul saluran air.

"Dengan masa tanggap darurat 14 hari tidak mencukupi waktu normalisasi sungai. Dibutuhkan waktu yang cukup panjang, sehingga dengan pertimbangan itu maka pemerintah memperpanjang masa tanggap darurat," ujarnya.
 
Ia memaparkan dari dampak bencana banjir di dua kecamatan tersebut sekitar 816 meter tanggul dan alur alam mengalami kerusakan sehingga butuh penanganan serius.

Ia mengatakan alur alam dan saluran irigasi dibutuhkan warga untuk mengairi areal persawahan, karena petani saat ini sedang berada di musim tanam.

"Sekitar 386 hektare kebun dan sawah rusak akibat dampak banjir pada 29 Mei lalu. Dan saat ini material lumpur dan kayu masih berserakan. Ini juga butuh penanganan yang serius karena material kayu harus di keluarkan dari sawah," tutur dia.
 
Ia menambahkan dari hasil peninjauan yang dilakukan ditemukan sejumlah titik tanggul dan aliran sungai mengalami jebol sehingga butuh penanganan cepat dan terukur.
 
"Kami juga tetap melayani pemenuhan dasar korban bencana, dan hingga saat ini sekitar 41 jiwa dari 12 kepala keluarga (KK) warga Desa Catur Karya, Kecamatan Balinggi masih mengungsi," demikian Amiruddin.