Lima daerah di Sulawesi Tengah implementasikan program Readsi

id Readsi, pertanian, pertanian cerdas, smart farming, TPH Sulteng, Pemprov Sulteng

Lima daerah di Sulawesi Tengah implementasikan program Readsi

Ilustrasi - Petani muda merawat tanaman stroberi di perkebunan buah yang terletak jalur Trans Sulawesi di Kawasan Pegunungan Kebun Kopi, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Selasa (25/4/2023). ANTARA/Muhamad Hamzah

Palu (ANTARA) -
Lima daerah di Provinsi Sulawesi Tengah mengimplementasikan program pemberdayaan perdesaan dan pengembangan pertanian atau "Readsi" untuk meningkatkan kesejahteraan petani di daerah tersebut.
 
"Lima daerah yang menjadi sasaran program Kementerian Pertanian di Sulteng yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Tolitoli, Buol dan Kabupaten Banggai," kata Menejer Readsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Roy Maruddin di Palu, Selasa.
 
Ia menjelaskan, berbagai strategi pemerintah melakukan intervensi peningkatan kesejahteraan petani, dan Readsi salah satu konsep yang dinilai cokok dalam pengembangan sektor pertanian.
 
Yang mana, arah kebijakan pemerintah membangun pertanian cerdas atau smart farming sudah harus diterapkan dengan mekanisme pengolahan yang lebih modern sesuai perkembangan zaman.
 
Ia memaparkan, di Sulteng sekitar 150 petani dan 180 penyuluh pertanian telah mendapat penguatan kapasitas melalui pelatihan.
 
"Khusus petani, tidak hanya dibekali teknik pengolahan lahan, mereka juga diberikan pembobotan kompetensi karena model pertanian saat ini mengalami kemajuan," ujarnya.
 
Pada program ini, petani di wilayah Readsi harus mahir melaksanakan teknis mekanisasi dan manajemen pengelolaan usaha pelayanan serta jasa alat mesin pertanian (UPJA) guna meminimalisir biaya perawatan alsintan, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.
 
Kemajuan pertanian saat ini, katanya, tidak hanya sekedar menggarap lahan, menanam dan memanen hasil produksi, tetapi petani juga memiliki peluang menjalankan kegiatan usaha pertanian
 
"Petani yang telah mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi wilayah Readsi, selanjutnya masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda) membantu penganggaran. Penguatan kapasitas bersifat stimulus untuk membangkitkan etos kerja mereka supaya lebih produktif," tutur Roy.
 
Peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani melalui program Readsi berlanjut hingga 2024.
 
"Kami berharap petani yang telah terakomodasi dalam program ini bisa menjadi mentor bagi petani lainnya di daerah asal," demikian Roy.