Palu, (antarasulteng.com) - Seluruh jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Sulawesi Tengah diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem di daerah itu.
"Saya mengimbau semua BPBD kabupaten dan kota di Sulteng untuk siaga bencana alam terutama banjir dan tanah longsor sangat memungkinkan terjadi menyusul meningkatnya intensitas urah hujan di bulan September 2016 ini," kata Kepala BPBD Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala di Palu, Rabu.
Ia mengatakan, hampir seluruh kabupaten dan kota di Sulteng rawan banjir dan longsor.
Itu dikarenakan selain tanahnya yang labil, juga banyak sungai yang dekat sekali dengan permukiman penduduk.
Bahkan, kata dia, ada sungai yang mengalir di tengah-tengah permukiman penduduk sehingga sewaktu-waktu mengancam warga yang ada di wilayah itu.
Seperti yang terjadi di Kota Tolitoli, daerah penghasil komoditas cengkih terbesar di Provinsi Sulteng pada Selasa (13/9) tiba-tiba diterjang banjir bandang yang membuat aktivitas masyarakat setempat sempat lumpuh beberapa jam.
Banjir yang terjadi akibat dari curah hujan tinggi di daerah itu. Dan di tengah Kota Tolitoli ada sungai besar. Sungai tersebut meluap karena tidak bisa menampung banjir sehingga banyak sekali rumah penduduk tergenang air.
Mengingat curah hujan di Sulteng yang cukup tinggi, jajaran BPBD di setiap daerah agar terus siaga dan mengingatkan masyarakat bermukim di dekat daerah aliran sungai (das) tetap waspada.
BPBD di kabupaten dan kota juga harus mempersiapkan logistik, terutama bahan makanan, peralatan dapur dan obat-obatan untuk segera disalurkan bila terjadi bencana alam.
"Pastikan bahwa logistik di gudang cukup memadai sehingga begitu ada bencana alam, langsung disalurkan ke lokasi," kata Bartholomeus.
Menyangkut logistik bencana alam di Provinsi Sulteng, Bartholomeus menjamin mencukupi kebutuhan. "Kalau soal ketersediaan logistik tidak perlu diragukan, sebab gudang BPBD penuh dengan berbagai jenis logistik,"kata dia.