Rektor UIN Datokarama Palu: Idul Adha bangun kepekaan sosial saling berbagi

id rektor uin palu,sagaf s pettalongi,idul adha,makna idul adha,idul adha kepekaan sosial,hari raya qurban,uin palu

Rektor UIN Datokarama Palu: Idul Adha bangun kepekaan sosial saling berbagi

Rektor UIN Datokarama Palu Profesor Sagaf S Pettalongi meletakan batu pertama pembangunan masjid di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Profesor Sagaf S Pettalongi, mengemukakan salah satu makna dari Idul Adha sebagai momentum untuk membangun kepekaan sosial antarumat beragama untuk saling berbagi.

"Idul Adha atau Hari Raya Qurban yang bertepatan dengan pelaksanaan Ibadah Haji bertujuan untuk membangun kesiapan kita dalam mengorbankan harta untuk Allah, sekaligus mengajarkan manusia untuk menjauhi sifat kikir dan kecintaan terhadap kekayaan materi," kata Sagaf S Pettalongi, dihubungi dari Palu, Kamis, terkait momentum Idul Adha 1444 Hijriah/2023 Masehi.

Islam mengajarkan kepada kita bahwa dimensi ibadah untuk mencapai predikat muqarrabun di sisi Allah SWT, tidak hanya bermakna vertikal atau pendekatan hablum minallah tetapi juga bermakna horizontal atau pendekatan hablum minannas.

Rasulullah pernah menyatakan bahwa orang yang bertakwa tidak hanya dekat dengan Allah tetapi juga dekat dengan sesama manusia.

Oleh karena itu dalam Islam, lanjut Sagaf, ibadah kurban mengandung dua dimensi utama yakni pertama dimensi spiritual-transendental (akhirat) sebagai konsekuensi untuk patuh dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Kedua dimensi sosial humanis (dunia) yang nampak dalam pola pembagian daging kurban, yang secara khusus diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya.

"Kemudian ada kebersamaan serta gotong royong dalam menyembelih hewan kurban," ujarnya.

Sehingga itu dalam ritual ibadah kurban ini, ujarnya, ada banyak hikmah kehidupan yang bisa dipetik di mana ibadah kurban tidak hanya bentuk ketaqwaan seorang hamba kepada Allah SWT. Namun, lebih dari itu ada rasa solidaritas sosial yang menjadi tujuan bersama.

"Ibadah kurban ini mengandung makna sosial dan pendidikan dalam membangun masyarakat yang adil, merata, damai, dan sejahtera," kata dia.

Ia menambahkan, ibadah qurban merupakan sarana untuk mendidik umat Islam khususnya, dan umat manusia pada umumnya guna melatih menebalkan rasa kemanusiaan, mengasah kepekaannya terhadap lingkungan sekitar, sekaligus menghidupkan hati nurani dengan upaya selalu bersedekah dan berbagi ke sesama.

"Oleh karena itu, ibadah qurban tidak hanya bertujuan untuk kemaslahatan di akhirat saja, tetapi juga kemaslahatan di dunia," ungkapnya.