Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menggencarkan pemenuhan gizi bagi balita dan ibu hamil di desa sebagai upaya mencegah kasus stunting.
"Intervensi ini dilakukan berbasis desa, melalui kolaborasi pemerintah kabupaten dan desa," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi di Sigi, Rabu.
Ia mengatakan bahwa optimalisasi pencegahan dan penanganan stunting harus dibangun dari komitmen yang kuat dengan melibatkan multi pihak, utamanya pemerintah desa.
"Komitmen disertai dengan kolaborasi menjadi kata kunci untuk membangun masyarakat yang sehat tanpa stunting," ujarnya.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,9 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen pada 2021.
Penanganan secara terpadu kasus tersebut melibatkan multi pihak, antara lain pemerintah desa, pemerintah kecamatan, dan puskesmas, tokoh masyarakat desa serta pihak swasta.
Langkah itu, ujar dia, sebagai penting dalam mengoptimalkan intervensi percepatan penurunan stunting.
"Kerja sama yang baik dan terpadu akan lebih memaksimalkan pemenuhan gizi masyarakat rentan stunting seperti ibu hamil dan anak," ujarnya.
Pemkab Sigi telah melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka penanganan dan pencegahan stunting yang melibatkan Dinas Kesehatan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), serta Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di daerah tersebut.
Wabup Sigi Samuel Yansen Pongi menekankan kepada organisasi perangkat daerah terkait agar bersinergi untuk mengoptimalkan intervensi pencegahan dan penanganan stunting.
"Stunting menjadi satu masalah serius yang tidak hanya memengaruhi fisik anak dalam pertumbuhannya, melainkan juga memengaruhi kecerdasan anak," ujar dia.