DJPb: Sulteng berkontribusi 1,71 persen terhadap ekonomian nasional

id Djpb, Sulteng, ekonomi, pertumbuhan ekonomi, fiskal, Sulawesi Tengah

DJPb: Sulteng berkontribusi 1,71 persen terhadap ekonomian nasional

Ilustrasi - Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (27/8/2022). ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) -
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Tengah Yuni Wibawa mengatakan ekonomi Sulteng berkontribusi sekitar 1,71 persen terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.


 


“Ekonomi Sulteng tumbuh mengesankan yakni 13,6 persen dari tahun ke tahun, tertinggi kedua secara nasional setelah Maluku Utara,” kata Yuni pada penyerahan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) dan buku alokasi transfer ke daerah (TKD) tahun anggaran 2024 secara elektronik di Palu, Rabu.


 


Ia mengemukakan, kontribusi tersebut dari sektor produksi industri pengolahan dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 27,99 persen YoY dan menyerap 8,72 persen tenaga kerja. 


 


Kemudian sektor pertanian, kehutanan, perikanan mengalami pertumbuhan minor sebesar 0,65 persen YoY, namun dengan serapan tenaga kerja tertinggi sebesar 40,58 persen.


 


“Upaya itu dilakukan dengan tetap mempertahankan APBN sebagai instrumen yang harus dijaga kesehatannya, keberlanjutan dan kredibilitasnya supaya kebijakan fiskal APBN dapat bermanfaat, efektif dalam menjaga perekonomian, dan menjaga rakyat Indonesia sesuai laporan Menteri Keuangan,” ujarnya.


 


Ia menjelaskan, ditinjau dari perspektif pengeluaran, belanja negara di Sulteng mencatat kinerja positif hingga akhir November 2023, dengan realisasi mencapai Rp21,2 triliun atau 82,54 persen dari pagu. 


 


Selain itu, belanja Pemerintah Pusat menunjukkan pertumbuhan signifikan 31,98 persen YoY, didukung oleh tingginya serapan belanja barang dan belanja modal.


 


“Belanja prioritas terjaga, terutama di sektor kesehatan mencapai Rp173,76 miliar dan belanja ketahanan pangan dengan realisasi Rp1,03 triliun hingga akhir November lalu,” ucap Yuni.


 


Sementara itu, transfer ke daerah (TKD) menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,5 persen hingga akhir November, mencapai Rp14,9 triliun. 


 


“Meskipun Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik mengalami penurunan 7,7 persen, pertumbuhan dana transfer ditopang peningkatan realisasi seluruh jenis belanja TKD,” tuturnya.


 


Lebih lanjut di jelaskannya, Dana Desa (DD) ikut berkontribusi pemulihan ekonomi desa melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan penyaluran mencapai Rp208,47 miliar kepada 66.486 keluarga penerima manfaat (KPM) pada 1.842 desa di Sulteng.


 


“Pencapaian itu pembuat Sulteng terus memperkuat pondasi ekonominya dengan komitmen pada belanja prioritas yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat, menciptakan landasan kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia.