Palu (ANTARA) -
Badan Karantina (Barantan) Indonesia siap memfasilitasi akses pasar dan upaya percepatan lainnya untuk menjangkau pasar ekspor durian asal Kota Palu, Sulawesi Tengah ke Tiongkok.
"Kami siap fasilitasi akses pasar dan mengawal persiapan ekspor durian, termasuk tahap audit kebun dan rumah kemas durian," kata Kepala Batantan Indonesia Sahat M Panggabean dalam acara lokakarya penguatan pasar ekspor durian berlangsung di Kota Palu, Senin.
Ia menjelaskan, pada tahun 2020 Barantan Indonesia telah mengajukan akses pasar durian ke pemerintah Tiongkok (GACC) sebagai salah satu negara tujuan ekspor dan telah ditanggapi pada 2023 dengan disampaikannya hasil analisis risiko durian.
"Langkah selanjutnya, perlu mempersiapkan audit kebun dan rumah kemas durian di Indonesia untuk memperkuat dukungan pasar," ucapnya.
Ia mengemukakan pasar durian di Tiongkok merupakan pasar yang menjanjikan, mengingat terdapat lonjakan permintaan komoditas itu hingga 400 persen dari tahun ke tahun.
Selain itu, selama dua tahun terakhir Tiongkok telah mengimpor durian hingga mencapai 91 persen dari permintaan global dan dinilai menjadi peluang besar bagi durian Indonesia memenuhi pasar Tiongkok.
"Tentunya dengan pendampingan dan sertifikasi karantina, sehingga dapat menjamin produk ekspor terjaga kualitasnya dan telah memenuhi persyaratan negara tujuan," ujar Sahat.
Menurut Dia, berdasarkan data IQ-FAST Badan Karantina Indonesia, kurun waktu 2023 Indonesia setidaknya telah berhasil mengekspor sebanyak 7,15 juta ton durian ke sejumlah negara seperti Thailand, Tiongkok, Malaysia, Hong Kong dan lain sebagainya.
"Tiongkok sendiri menjadi negara kedua paling banyak mengimpor durian dari Indonesia," kata dia.