Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, menyatakan bahwa Lebaran Mandura sebagai ajang mempererat tali silaturahmi setelah perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah.
Pemkot Palu: Lebaran Mandura ajang silaturahmi setelah Idul Fitri
"Lebaran Mandura merupakan tradisi yang masih dipertahankan masyarakat, khususnya warga Kelurahan Baru. Mandura adalah salah satu makanan khas yang disajikan saat momen Lebaran," kata Wakil Kota Palu Reny A Lamadjido saat menghadiri kegiatan Festival Kampung Baru Fair 2024 bagian dari Lebaran Mandura di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan, Lebaran Mandura sudah menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan oleh warga setempat, dan momen ini dimanfaatkan mempererat tali silaturahmi dalam suasana kekeluargaan.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan Pemkot Palu dan telah dimasukkan dalam kalender pariwisata oleh Dinas Pariwisata Kota Palu untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya daerah.
Ia mengatakan makna yang terkandung dalam kegiatan ini adalah kebersamaan dan persaudaraan yang dipadukan dengan kegiatan modern, dan mengapresiasi kerja keras masyarakat menyukseskan acara ini.
Festival tersebut dirangkaikan dengan pawai Mandura serta pawai obor yang menjadi tradisi khas masyarakat Kota Palu, khususnya warga kelurahan Kampung Baru.
Festival ini juga turut melibatkan puluhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjajakan makanan dan minuman khas suku Kaili.
Karena itu, Wakil Wali Kota Palu mengajak warga setempat untuk terus menggelorakan kembali budaya gotong royong karena budaya ini merupakan fundamental bangsa, sehingga dipandang perlu dipertahankan keberlangsungannya.
"Sebagai mana visi Pemkot Palu yakni membangun Kota Palu yang mandiri, aman dan nyaman, tangguh serta profesional dalam konteks pembangunan berkelanjutan berbasis kearifan lokal dan keagamaan," ucap Reny.
Kegiatan ini, kata dia, merupakan salah satu kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Mandura sendiri merupakan makanan khas suku Kaili yang terbuat dari beras ketan disajikan setiap Hari Raya Idul Fitri.