Kanwil Kemenag: Seorang calon haji Sulteng wafat jelang puncak haji

id Kanwil Kemenag Sulteng ,Jamaah calon haji Sulteng wafat,Haji 2024,Sulteng,Haji,Palu,Wafat,Armina,Armuzna

Kanwil Kemenag: Seorang calon haji Sulteng wafat jelang puncak haji

Ilustrasi - Umat muslim saat menghadap Kakbah seusai tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN.

Palu (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah menyampaikan adanya seorang calon haji asal provinsi ini meninggal dunia menjelang pelaksanaan puncak haji 1445 H/2024 M.
 
"Beliau meninggal dunia pada Jumat, tanggal 7 Juni di Rumah Sakit Saudi Nasional Hospital Makkah Almukarramah," kata Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Sulteng Muchlis saat dihubungi di Palu, Minggu.
 
Ia menjelaskan, calon haji tersebut bernama Nurnaningsih (63) yang merupakan anggota Kelompok Terbang (Kloter) 10 Embarkasi Balikpapan (BPN-10), berasal dari Kota Palu, Sulawesi Tengah.
 
Nurnaningsih wafat di Rumah Sakit Saudi Nasional Hospital Makkah dengan diagnosa melena suspect upper gastrointestinal bleeding.
 
Menurut Muchlis, beberapa calon haji Sulteng juga menjalani perawatan menjelang puncak haji di Tanah Suci, baik di Rumah Sakit Arab Saudi maupun di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
 
"Dua orang dirawat di rumah sakit Arab Saudi dari kloter BPN-10 dan BPN-9, sementara yang dirawat di KKHI berasal dari kloter BPN-13 dan BPN-9," katanya.
 
Meski demikian, katanya, seluruh calon haji Sulteng telah selesai melaksanakan umrah wajib sebagai bagian dari pelaksanaan haji dan siap menghadapi puncak haji.
 
"Sekarang, sedang menunggu pelaksanaan Armuzna -Arafah, Muzdalifah, dan Mina-," ujarnya lagi.
 
Ia juga menyebutkan, sebagian jamaah Sulteng mengisi hari-hari menjelang Armuzna dengan ibadah di Masjidil Haram, sementara lainnya melaksanakan shalat lima waktu di hotel atau mushala sekitar penginapan.
 
Menurut dia, Kementerian Agama telah menyiapkan dua skenario, yaitu skenario murur dan tanazul untuk menghindari penumpukan jamaah saat Armuzna.
 
Skenario murur diperuntukkan bagi jamaah lanjut usia (lansia), dan resiko tinggi. Setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah, jamaah akan melalui Muzdalifah dengan tidak turun dari bus dan langsung menuju ke Mina.

Adapun tanazul, kata Muchlis, setelah jamaah wukuf di Arafah, melewati Muzdalifah, dan langsung kembali ke hotel.
 
"Hal ini untuk memberikan kemudahan kepada jamaah khususnya lansia, dan diperuntukkan untuk jamaah yang tinggal di area Syiyah dan Raudhah," katanya