"Menabung adalah langkah awal yang penting dalam mengelola keuangan,” kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian Sulteng Yuniarto Pasman pada kegiatan peringatan Hari Indonesia Menabung 2024, di Palu, Kamis.
Pemprov Sulteng dan OJK bersinergi tingkatkan literasi keuangan pelajar
Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng bersinergi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi pelajar dalam rangka peringatan Hari Indonesia Menabung Tahun 2024.
"Menabung adalah langkah awal yang penting dalam mengelola keuangan,” kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian Sulteng Yuniarto Pasman pada kegiatan peringatan Hari Indonesia Menabung 2024, di Palu, Kamis.
"Menabung adalah langkah awal yang penting dalam mengelola keuangan,” kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian Sulteng Yuniarto Pasman pada kegiatan peringatan Hari Indonesia Menabung 2024, di Palu, Kamis.
Ia menyampaikan bahwa menanamkan budaya menabung dalam kehidupan sehari-hari sedari dini bagi generasi muda, dapat memberikan bekal berharga bagi masa depan untuk finansial yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Pada kesempatan itu, dia mengatakan Pemprov Sulteng dan OJK telah menginisiasi Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) sejak pertengahan tahun 2021.
Dia menjelaskan KEJAR merupakan tindak lanjut dari program Aksi Indonesia Menabung yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat peringatan Hari Indonesia Menabung Tahun 2019.
"Lewat KEJAR, pelajar Sulteng didorong memiliki tabungan atas namanya sendiri dan menabung dengan menyisihkan sebagian dari uang jajan," ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia lagi, perkembangan rekening simpanan pelajar lewat program KEJAR telah mencapai 639.636 rekening dan jumlah saldo mencapai sekitar lebih Rp130 miliar.
Kepala OJK Sulteng Triyono Raharjo mengatakan tingkat literasi dan inklusi keuangan di kalangan pelajar masih rendah.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh Badan Pusat Statistik, tingkat literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2023 untuk kelompok pelajar usia 15-17 tahun, masing-masing hanya 51,70 persen dan 57,96 persen.
"Edukasi keuangan penting dilakukan untuk meningkatkan literasi atau pemahaman masyarakat, dan generasi muda atas suatu produk dan layanan keuangan," katanya pula.
Untuk itu, ia melanjutkan bahwa pihaknya berkomitmen melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dalam mendorong percepatan perluasan akses atau inklusi keuangan masyarakat.
Hal itu guna mendukung prioritas pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pembangunan nasional.
Kegiatan ini diikuti oleh 200 pelajar dari tingkat sekolah menengah atas (SMA)/sederajat se-Kota Palu.