Banggai Kepulauan, Sulawesi Te (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Banggai Kepulauan, Ihsan Basir mengatakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXI tingkat kabupaten setempat merupakan sarana menciptakan generasi cinta Al Quran atau generasi Qurani.
"Pada hakikatnya pelaksanaan MTQ ini adalah untuk terciptanya generasi Qurani dan masyarakat cinta Al Quran demi terbangunnya kultur akhlakqul karimah menuju masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan yang rukun, berdaya saing, maju dan bermartabat," kata Ihsan Basir di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, Minggu.
Ia mengatakan MTQ merupakan sarana untuk mendorong generasi muda dalam meningkatkan kualitas bacaan, hafalan dan pemahaman Al Quran serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut dia, selain menjadi media dakwah dan syiar keagamaan yang efektif, MTQ secara nyata telah terbukti mampu menjadi daya dorong yang kuat dalam memacu percepatan pembangunan, terutama dari segi keagamaan atau pencerahan rohani bagi masyarakat Banggai Kepulauan hingga saat ini.
Ia menjelaskan bahwa MTQ tidak hanya bermakna sebagai peneguhan syiar islam saja, tetapi juga menjadi barometer untuk mengukur hasil dari kegiatan pembelajaran Al Quran yang berlangsung di masyarakat yang tersebar di Kabupaten Banggai Kepulauan.
"MTQ sebagai langkah untuk terus membumikan nilai-nilai Al Quran dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Untuk itu, Ihsan berharap kegiatan ini dapat membawa manfaat dan maslahat bagi masyarakat, khususnya para peserta atau generasi muda dalam upaya mengaktualisasikan ajaran islam secara damai di Banggai Kepulauan.
MTQ XXI Kabupaten Banggai Kepulauan yang dilaksanakan di Kecamatan Tinangkung Selatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun, dalam rangka menjaring para qari dan qariah yang selanjutnya akan mengikuti MTQ di tingkat provinsi.
MTQ XXI diikuti 12 kecamatan di wilayah Banggai Kepulauan, yakni dengan jumlah peserta Kafilah Kecamatan Tinangkung sebanyak 80 orang, Tinangkung Utara 60 orang, Totikum 75 orang, Totikum Selatan 55 orang, Tinangkung Selatan 60 orang, Liang 23 orang, Peling Tengah 40 orang, Bulagi 45 orang, Bulagi Utara 30 orang, Bulagi Selatan 45 orang, Buko Selatan 51 orang dan Buko 39 orang.