Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah melaporkan 875 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di dua kecamatan di Kabupaten Morowali Utara.
"Berdasarkan data sementara ini, sebanyak 887 KK atau 2.904 jiwa terdampak banjir di Morowali Utara," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring di Kota Palu, Selasa.
Ia menjelaskan banjir merendam empat desa di Kecamatan Petasia Timur dan dua desa di Petasia Barat sejak Senin (24/3) yang disebabkan intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan meluapnya sungai setempat dan menggenangi pemukiman warga.
Berdasarkan hasil laporan sementara, kata dia, sebanyak 160 KK atau 490 jiwa terdampak di Desa Ulula'a, 281 KK atau 940 jiwa di Desa Togo, 86 KK atau 313 jiwa di Desa Sampalowo dan 113 KK atau 313 jiwa dan satu bangunan masjid dan sekolah terdampak di Desa Moleono, Kecamatan Petasia Timur.
Sementara itu, sebanyak 30 KK atau 100 jiwa terdampak di Desa Bunta dan 205 KK atau 775 jiwa di Desa Tompira di Kecamatan Petasia Barat.
"Ada 11 kepala keluarga atau 36 orang di Desa Bunta yang mengungsi dan lima orang di Desa Tompira," ujarnya.
Ia mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat masih berkoordinasi dengan aparat desa setempat dan melakukan asesmen di lokasi.
Ia juga menambahkan tidak ada korban jiwa dalam bencana ini, namun aparat desa bersama tim saat ini melakukan pemantauan dan melakukan evakuasi masyarakat ke lokasi yang lebih aman.
Ia mengatakan berdasarkan hasil asesmen, kebutuhan mendesak bagi warga saat ini adalah kebutuhan logistik, kelambu, terpal, perlengkapan bayi dan air bersih.
Sementara itu, Gubernur Sulteng Anwar Hafid telah mengeluarkan surat edaran untuk mengantisipasi potensi ancaman banjir dan tanah longsor pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.
Ia mengimbau kepada Bupati/Wali Kota untuk mengantisipasi terhadap potensi bencana banjir dan tanah longsor.
"Berdasarkan data prakiraan potensi banjir dan tanah longsor oleh BMKG Stasiun Meteorologi Palu dan BPBD Sulteng, makan diperlukan upaya untuk pencegahan dalam meminimalisir dampak terhadap ancaman bencana tersebut," ujarnya.
Ia meminta kepada setiap daerah agar melakukan pengecekan jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang aman, dan meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan instansi vertikal dan dinas terkait ditingkat kabupaten/kota dan provinsi.
Ia juga meminta untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana seperti membersihkan saluran air, naturalisasi sungai, dan membuat dinding penahan.