Palu (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tengah (Sulteng) Reny A Lamadjido mengatakan Program Berani Budaya untuk mendorong promosi nilai-nilai lokal yang mendukung kemajuan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf).
"Kebudayaan merupakan fondasi penting dalam membangun Sulawesi Tengah yang berdaya saing, berkarakter, dan berkelanjutan," kata Wagub Reny A Lamadjido dalam keterangannya di Palu, Sabtu.
Ia mengatakan budaya bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi merupakan hasil karya manusia dan kelompok yang terus hidup, berkembang, dan membentuk jati diri masyarakat.
Budaya, kata dia, adalah keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia, yang berfungsi sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Untuk itu melalui Program Berani Budaya, pihaknya mendorong promosi nilai-nilai lokal yang mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta memastikan pembangunan berjalan secara transparan dan akuntabel dengan partisipasi aktif masyarakat.
Ia menegaskan program integrasi dalam visi pembangunan Sulawesi Tengah 2025–2029 melalui sembilan cita-cita besar BERANI (Bersama Anwar - Reny) yakni Berani Cerdas, Sehat, Lancar, Menyala, Sejahtera, Berkah, Makmur, Integritas, dan Budaya.
"Setiap prinsip tersebut dirancang untuk menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, produktif, dan berkarakter," ujarnya.
Wagub juga menekankan nilai-nilai luhur dalam budaya lokal yang dapat membentuk karakter masyarakat.
Menurut dia, pembangunan juga mencakup penguatan jati diri, pelestarian warisan budaya, peningkatan apresiasi seni, pertukaran budaya, hingga diplomasi budaya yang membangun citra positif daerah.
Ia menegaskan pentingnya peningkatan indeks pembangunan kebudayaan di Sulawesi Tengah yang saat ini berada di peringkat 28 dari 36 provinsi di Indonesia. Menurut dia, perlu strategi dan kerja kolektif untuk memperkuat peran budaya dalam pembangunan daerah.
"Salah satu indikatornya dapat diukur dari seberapa banyak agenda seni dan budaya yang terselenggara secara aktif dan merata di masyarakat," ujarnya.
Untuk itu ia mengharapkan agar gerakan pemajuan budaya tidak hanya berhenti sebagai seremoni, melainkan menjadi gerakan bersama yang mengakar dari sekolah hingga komunitas, dari desa hingga kota.