Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) telah berkoordinasi ke Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) terkait permintaan kesediaan Presiden Prabowo Subianto untuk meresmikan infrastruktur Masjid Baitul Khairat sebagai salah satu maskot baru di provinsi itu.
"Surat Gubernur Sulawesi Tengah telah telah kami sampaikan kepada Kemensetneg pada 10 November 2025 diterima Asisten Deputi Kemensetneg," kata Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air (Cikasda) Sulteng A Ruly Djanggola di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan permintaan kesediaan Presiden menindaklanjuti usulan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar saat melakukan kunjungan kerja di Kota Palu beberapa waktu lalu, yang menyarankan Pemprov Sulteng berkoordinasi dengan Kemensetneg.
Masjid dibangun di lahan sekitar empat hektare itu bagian dari proyek rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-gempa dan tsunami 28 September 2018.
Masjid Baitul Khairat meraih dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada Oktober 2025, yakni kubah terbesar berdiameter 90 meter dan menara dengan jam analog terbesar di Indonesia berdiameter 19,3 meter, dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp386 miliar.
"Pembangunan masjid itu kesinambungan tiga periode kepemimpinan. Peletakan batu pertama dilakukan pada tahun 2023 dan hingga kini masjid telah selesai dibangun," ujarnya.
Dari koordinasi dilakukan dengan Kemensetneg, kata dia, Pemprov Sulteng masih menunggu jadwal Presiden Prabowo.
"Belum ada jawaban, kami masih menunggu. Semoga permintaan itu mendapat tanggapan positif dari Presiden," ucapnya.
Ia menambahkan pemerintah daerah (pemda) merencanakan peresmian Masjid Baitul khairat pada Desember mendatang. Oleh karena itu Pemprov Sulteng meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melakukan langkah-langkah persiapan.
"Jika nanti presiden berkenan hadir, peresmian masjid tersebut dirangkaikan dengan tablig akbar. Semoga perencanaan ini tidak mengalami perubahan," katanya.
