Sembilan Jemaah Meninggal Di Mina

id Anggito Abimanyu

Sembilan Jemaah Meninggal Di Mina

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimayu (FOTO ANTARA)

...faktor kelelahan merupakan penyebab menurunnya ketahanan fisik para jemaah haji,"kata Anggito
Mekkah - Sembilan jemaah haji Indonesia meninggal selama dua hari (Jumat-Sabtu) di Mina karena kelelahan dan kekurangan cairan atau dehidrasi, kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimayu di Mina, Arab Saudi, Minggu.

Sedangkan yang sedang dalam perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Mina berjumlah 153 orang, masing-masing 37 dirawat inap dan 116 dirawat jalan. Sebanyak 23 pasien lainnya dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi di Mina. Secara keseluruhan 133 jemaah haji Indonesia telah meninggal di Arab Saudi musim haji tahun ini.

Menurut Dirjen Anggito, faktor kelelahan merupakan penyebab menurunnya ketahanan fisik para jemaah haji. Prosesi ibadah di Mina, tambahnya, memerlukan ketahanan fisik yang prima karena berjalan kaki melontar jumroh pulang pergi bisa mencapai sekitar tujuh sampai delapan kilometer, terutama dari kawasan Mina Jadid ke Jamarat.

Saat ini seluruh jemaah haji Indonesia sedang berada di Mina untuk melakukan mabit dan lempar jumroh. Sebagian jemaah juga menginap di Mekkah, tetapi tetap harus ke Mina untuk mabit dan lempar jumroh. Pelaksanaan lempar jumroh berlangsung lancar walaupun ribuan manusia berkumpul di Jamarat berlantai tiga itu.

Sementara itu terkait waktu-waktu rawan prosesi kegiatan jemaah haji pada masa mendatang, kata Dirjen, terkait transportasi dan pemulangan jemaah. Transportasi dari Mekkah ke Medinah, lanjutnya, akan diusahakan agar lancar dan dilakukan negosiasi kembali dengan pihak Organda Arab Saudi terkait jenis bus-bus yang kurang layak bagi angkutan jarak jauh.

Kejadian kebakaran bus angkutan jemaah dari Medinah ke Mekkah yang menyebabkan sejumlah koper jemaah hangus bersama parpornya pada 12 Oktober lalu, menurut Anggito, merupakan pengalaman yang perlu dijadikan pelajaran sehingga dinilai perlu negosiasi ulang terkait masalah angkutan tersebut.

Anggito juga melakukan kunjungan ke maqtab nomor 56 yang dilaporkan pendingin udaranya rusak Minggu dinihari. Ia juga menemukan adanya kran air yang bocor dan airnya muncrat ke atap kamar mandi tempat lampu neon diikatkan. Para jemaah mengadu bahwa mereka merasa ketakutan kemungkinan terjadinya listrik korsleting karena semburan air ke listrik di atap kamar mandi tersebut.

Masalah itu selanjutnya dilaporkan Direktur Pelayanan Haji Sri Ilham Lubis kepada penanggung jawab maqtab yang tinggal di tenda dekat pintu masuk lokasi dan petugasnya segera bersiap memperbaikinya sesaat kemudian.

Dalam kunjungan itu, tampak juga tumpukan sampah yang belum sempat diangkut petugas kebersihan sehingga menumpuk dekat tenda jemaah dan menimbulkan aroma kurang sehat.

Akibat kamar mandi dan toilet yang mungkin jumlahnya kurang sehingga mengakibatkan antri panjang, maka sebagian jemaah juga membuang hajat kecil di luar toilet yang menyebabkan terjadi banjir air kotor di pinggir tenda yang tentu juga aromanya kurang sedap.

Sejumlah tenda juga terisi penuh sehingga para jemaah sebagian tidur di luar tenda dan yang di dalam tenda juga kesulitan untuk meluruskan kakinya dan geraknya juga relatif sangat terbatas. Namun tidak ada jemaah yang mengeluhkan kondisi tenda yang penuh maupun aroma kurang sedap tersebut.(J003/SKD)