Poso (Antaranews Sulteng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menggelar gerakan minum obat massal guna mengantisipasi penyebaran penyakit schistosomiasis atau lebih dikenal dengan demam keong di daerah endemik di dataran tinggi Lore Utara, Poso.
Kadis Kesehatan Poso dr Taufan Karwur, di Poso, Kamis, mengatakan minum obat secara massal itu digelar di dua kecamatan yang sesuai hasil p[enelitian menjadi habitat berkembangbiaknya keong pembawa cacing schistosoma yakni Kecamatan Lore Utara.
Kegiatan di kecamatan ini dipusatkan di Desa Wuasa yang sudah dimulai sejak tanggal 12 Maret dan akan berakhir 18 Maret 2018. Selanjutnya tanggal 19 sampai 24 Maret 2018 akan digelar di Kecamatan Lore Barat atau Bada yang dipusatkan di Desa Lengkeka.
"Saat ini kami lakukan pengobatan massal di Lore Utara dan akan dilanjutkan di Desa Lengkeka," kata Taufan.
Menurut Taufan, pemberian obat dilakukan secara gratis kepada masyarakat yang diindikasi rentan terserang schistosomiasis. Selain itu juga terhadap mereka yang tidak ada penyakit sebagai antisipasi dampak cacing schistosoma.
Baca juga: Pemkab Poso fokus musnahkan schistosomiasis
"Yang tidak diperbolehkan meminum obat keras itu, yakni ibu menyusui, anak balita dan yang sedang sakit," kata Taufan.
Dia mengatakan bahwa setelah minum obat secara massal itu dilakukan, Dinas Kesehatan akan melakukan survei pemeriksaan dan melakukan penyemprotan di daerah rawan.
"Selanjutnya kami akan melakukan pemeriksaan rutin dan penyemprotan untuk membunuh cacing schistosomiasis," tuturnya.
Dijelaskan Taufan, dari jumlah penduduk di wilayah Napu dan Bada, sebanyak satu persen yang positif terkena penyakit schistosomiasis yang menyerang hati itu.
Baca juga: Bupati Poso pelajari pemberantasan penyakit schisto di Tiongkok
Terkait dana bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk penanganan schistosomiasis sebanyak Rp10 miliar, akan digunakan untuk pembangunan laboratorium schistosomiasis serta alat-alat perlengkapannya di Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat yang merupakan hibah pemprov.
Dia mengatakan dana Rp10 miliar tersebut hingga kini belum digunakan sebab masih mengikuti proses tender proyek.
Sekda Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate sebelumnya mengemukakan bahwa Gubernur Longki DJanggola telah menetapkan program eradikasi schistosimiasis atau penyakit demam keong yang di dunia saat ini hanya ada di Sulawesi Tengah, harus tuntas pada 2023.
Baca juga: Personel Operasi Tinombala Waspadai Penyakit Schisto
Poso gelar minum obat massal schistosomiasis
Eradikasi schistosomiasis di Sulteng diharapkan tuntas pada 2023