Jakarta, (Antaraews Sulteng) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta masyarakat tidak panik, tidak saling menyalahkan, atau bahkan mencari kambing hitam atas jatuhnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Naiknya dolar, bisa menyebabkan kesulitan buat kita semua, karena itu kita harus bersatu. Yang punya dolar, jualah dahulu, untuk membantu meredakan tekanan terhadap rupiah," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Kamis.
Zulkifli Hasan menyampaikam hal itu saat menjawab pertanyaan wartawan usai melaksanakan diskusi Empat Pilar dihadapan anggota Majelis Taklim Nuzulul Khikmah, Pekon Tanjung Kemala, Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus Lampung. Acara tersebut berlangsung di Pekon Tanjung Kemala, Rabu (5/9) malam.
Lebih lanjut Zulkifli meminta semua tetap tenang. Naiknya nilai tukar dolar AS, itu harus menjadi momentum panggilan bela negara, sekaligus untuk mempererat persatuan.
"imbas kenaikan dolar, akan mudah dihadapi kalau seluruh komponen bangsa bersatu," ucap Zulkifli Hasan.
Menurut Zulkifli, saat ini pemerintah sedang berjuang untuk mengurangi tekanan rupiah terhadap dolar. Berbagai program sudah dilakukan, agar penurunan nilai rupiah bisa dikendalikan. Upaya yang sudah dilakukan pemerintah, antara lain, menghentikan impor barang mewah, dan menunda pembangunan infrastruktur yang memiliki kandungan barang impor sangat besar.
"Kita berharap ada peningkatan nilai ekspor sehingga mampu mendatangkan devisa. Selain itu para eksportir juga diminta memulangkan devisanya, inilah sikap-sikap yang bisa dilakukan sebagai bagian belakang negara," tutur Zulkifli Hasan.
Zulkifli percaya, kalau semua anggota masyarakat bersatu memenuhi panggilan bela negara untuk memperbaiki nilai rupiah, krisis yang menimpa bangsa Indonesia saat ini akan segera teratasi.
Sebaliknya, jika situasi ini malah dimanfaatkan oleh beberapa oknum bangsa Indonesia, maka kejatuhan nilai rupiah itu akan menimbulkan kesusahan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Baca juga: BI gelontorkan Rp11,9 triliun untuk stabilkan rupiah