Sejumlah warga Petobo kehilangan ijazah

id ijasah

Sejumlah warga Petobo kehilangan ijazah

Ilustrasi, Ijazah (Foto Antara/dok)

Ijazah saya hilang karena rumah kemasukan lumpur. Tapi kita terus mencari walau peluangnya kecil
Palu,  (Antara) - Sejumlah warga Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, mengaku kehilangan ijazah semua jenjang pendidikan usai gempa mengguncang wilayah itu pada 28 September 2018.

"Ijazah saya hilang karena rumah kemasukan lumpur. Tapi kita terus mencari walau peluangnya kecil," ucap Rostian, salah seorang warga di Dusun Ranoropa Desa Loru, Kecamatan Biromaru, Minggu.

Rostian merupakan salah satu warga Kelurahan Petobo yang belum mengetahui keberadaan ijazahnya, apakah masih bisa ditemukan atau tidak.

Ia mengatakan bahwa sampai hari ini pencarian terhadap keluarga dan dokumen penting rumah dan tanah termasuk ijazah masih di cari oleh keluarganya di lokasi permukiman yang mayoritas sudah tertimbun dan terseret lumpur.

Dia hanya berharap ada solusi dari pemerintah terhadap ijazahnya yang hilang karena peristiwa gempa tersebut.

"Mudah-mudahan ada solusi dari pemerintah terhadap kami, bila ijazah tidak lagi di temukan," harap Rostian.

Rostian saat ini berusia 28 tahun. Ia menamatkan pendidikan SLTA sederajat tahun 2008.?

Ijazah menjadi dokumen terpenting untuk mencari kerja di perusahaan swasta, perusahaan milik negara dan daerah serta mengabdi sebagai ASN.

Selain Rostian, hal sama juga dialami warga dusun setempat, yakni Abdul Wahab, Fahmil, Aprizal, Wiwis, Nur Ain dan Dini.

Herni, ibu kandung dari Dini, mengatakan, ijazah anaknya juga belum di temukan pascagempa disertai lumpur.

"Padahal anakku itu berencana melanjutkan pendidikan strata satu di IAIN Palu. Tapi sekarang ijazahnya belum didapat," sebut Herni.

Herni mengaku bahwa Dini, anak itu juga tengah mempersiapkan berkas untuk mengikuti seleksi CPNS formasi umum. Kini, harapan itu sirnaa karena semua berkas yang harus disiapkan belum ditemukan.

Sebelumnya, Lurah Petobo Masrun yang dihubungi Antara memperkirakan sekitar kurang lebih 5.000 unit rumah terseret lumpur saat gempa dan lumpur mengguncang Petobo.

Saat peristiwa itu, warga berlari menyelamatkan diri hanya membawa badan dan pakaian di badan. Tidak ada satu pun berkas atau dokumen penting yang dapat di selamatkan saat peristiwa itu berlangsung.