Medan (ANTARA) - Peserta program pertukaran pelajar yang digagas Kementerian BUMN bertajuk Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Sulawesi Tengah menyempatkan untuk berburu kain khas Sumatera Utara "ulos" sebelum mereka beranjak dari Parapat, Kabupaten Simalungun, Senin.
Para pelajar peserta SMN itu mengaku tertarik dengan kain tenun berbentuk selendang yang merupakan ciri khas dari suku Batak itu.
Mereka membeli kain ulos sebagai oleh-oleh yang akan dibawa pulang ke daerah asal mereka masing-masing.
"Karena di suku Batak yang paling khas itu kain ulos, jadi tidak berasa ke Danau Toba kalau belum beli ulos," kata salah seorang pelajar, Vidya Ramadhani.
Selain kain ulos para pelajar juga membeli berbagai pernak-pernik seperti kalung, gelang, dan mainan kunci yang memiliki lambang suku Batak.
"Untuk oleh-oleh di kampung nanti. Jadi kawan-kawan disana bisa tau juga barang-barang khas suku Batak," ujarnya.
Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera utara.
Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Program SMN 2019 ini diikuti oleh 35 siswa yang berasal dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara, termasuk dua di antaranya siswa berkebutuhan khusus dan akan berangkat ke Sulawesi Tengah.
Koordinator Program SMN 2019 di Provinsi Sumatera Utara yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV, PT. Kawasan Industri Medan (KIM) dan Jasa Tirta I.
Sementara siswa dari Sulawesi Tengah yang berangkat ke Sumatera Utara sebanyak 23 orang ditambah 3 guru pendamping yang dikoordinir PT.Inalum bersama BGR Logistic.