Palu (ANTARA) - Yayasan Sikola Mombine menyelenggarakan workshop Workshop SHEA & Safeguarding yang berarti cara atau upaya pencegahan penyelamatan dari tindakan kekerasan, eksploatasi dan pelecehan seksual terhadap perempuan.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Stella Yappika-ActionAid serta Fiani dan Satrio sebagai co-fasilitator.
Workshop yang berlangsung sekitar tiga jam itu dihadiri 15 orang staff Yayasan Sikola Mombine. Mereka tampak sangat antusias dan terlibat aktif di dalam kegiatan itu.
SHEA merupakan singkatan dari sexual harrasment, exploitation & abuse, sedangkan safeguarding berarti penyelamatan, cara mencegah dan merespon SHEA.
Sebagai Organisasi Masyarakat Sipil yang fokus pada isu-isu perempuan dan anak, seluruh Staf Yayasan Sikola Mombine harus memahami betul bentuk-bentuk kekerasan atau kejahatan seksual yang bisa terjadi kapanpun, dimanapun dan pada siapapun termasuk pada staf dan di lingkungan tempat kerja itu sendiri.
Baca juga: Perempuan korban gempa Palu diajar bela diri antisipasi kekerasan
Baca juga: Peringati setahun bencana, Pasigala Centre dan Sikola Mombine gelar diskusi kebencanaan
Selain diskusi dan sharing pengalaman dari peserta workshop, diakhir sesi para peserta dibagi kelompok dan diberikan contoh studi kasus yang kemudian peserta diminta untuk menentukan apa jenis SHEA & safeguarding yang ada dalam studi kasus tersebut.
Peserta juga mengidentifikasi apa saja resiko atau dampak yang dialami oleh tokoh yang ada dalam studi kasus, serta yang terakhir, peserta diminta untuk menyusun strategi atau bentuk penyelamatan apa yang bisa diberikan pada studi kasus tersebut.
Seluruh staf memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait analisis studi kasus dan punya solusi atau strategi masing-masing untuk penyelamatan atau pencegahan SHEA.
Workshop tersebut melahirkan sebuah rekomendasi yaitu akan menentukan salah seorang dari staf Sikola Mombine yang akan menjadi Vocal Point SHEA. Peran dari Vocal Point SHEA ini sendiri adalah sebagai orang yang dipercaya untuk mengadu apabila ada yang menjadi korban SHEA dilingkungan kerja Yayasan Sikola Mombine. Tentu Focal Point ini harus bisa menjaga kerahasiaan identitas pelapor dan berusaha menyelesaikan masalah dengan tenang dan tidak subyektif.
Harapannya melalui workshop SHEA & safeguarding ini, seluruh staf dapat menerapkan serta meneruskan kepada komunitas sebagai salah satu upaya preventif dan perlindungan bagi perempuan dan anak untuk mencegah kekerasan seksual.
Baca juga: Suliman, perempuan nelayan tangguh di Teluk Palu
Berita Terkait
Gubernur-Sulteng: Bahasa Kaili perlu masuk kurikulum muatan lokal
Selasa, 16 Januari 2024 18:09 Wib
Aktivis ajak kelompok perempuan ikut kelola perhutanan sosial
Rabu, 22 Maret 2023 21:15 Wib
Wali Kota Palu: Pembangunan daerah perlu keterlibatan perempuan
Kamis, 27 Oktober 2022 16:36 Wib
Sikola Mombine Sulteng bantu logistik kaum rentan korban gempa Mamuju
Selasa, 26 Januari 2021 18:12 Wib
Dinas PMD Sulteng gandeng Yayasan Sikola bentuk balai belajar
Kamis, 29 Oktober 2020 19:44 Wib
Sikola Mombine kuatkan ekonomi penyintas bencana Palu di masa pandemi
Rabu, 24 Juni 2020 20:01 Wib
120 KK penyintas gempa Palu terima sembako dari Iluni UI
Jumat, 15 Mei 2020 16:20 Wib
Pemuda di Banggai Laut bekerjasama buat 1.000 masker
Rabu, 29 April 2020 14:42 Wib