NYSE sementara tutup, pindah ke perdagangan elektronik

id NYSE,lantai perdagangan

NYSE sementara tutup, pindah ke perdagangan elektronik

Sebuah layar yang menampilkan harga saham di atas lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) terlihat setelah penutupan perdagangan di New York, Amerika Serikat, Kamis (12/3/2020). (REUTERS/BRENDAN MCDERMID)

New York (ANTARA) - Otoritas New York Stock Exchange (NYSE) mengatakan pada Rabu (18/3/2020) bahwa mereka sementara waktu akan menutup lantai bursa dan pindah ke perdagangan elektronik sepenuhnya karena wabah COVID-19.

Semua perdagangan elektronik dimulai pada pembukaan 23 Maret, bursa mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan keputusan untuk sementara menutup lantai perdagangan merupakan langkah pencegahan guna melindungi kesehatan dan kesejahteraan karyawan serta komunitas lantai dalam menanggapi COVID-19.

"Sementara kami mengambil langkah pencegahan menutup lantai perdagangan, kami terus yakin bahwa pasar harus tetap buka dan dapat diakses oleh investor. Semua pasar NYSE akan terus beroperasi di bawah jam perdagangan normal meskipun ada penutupan lantai perdagangan," Stacey Cunningham, presiden NYSE, mengatakan dalam pernyataan itu.

Penutupan itu sebagian sebagai hasil dari tes virus corona yang ditemukan positif dari dua orang, CNBC melaporkan Rabu (18/3/2020), mengutip Cunningham.

Fasilitas yang akan ditutup terdiri dari lantai perdagangan ekuitas NYSE di New York, lantai perdagangan American Options NYSE di New York, dan lantai perdagangan Arca Options NYSE di San Francisco.

Perdagangan yang fluktuatif telah menjadi biasa untuk ekuitas AS saat ini di tengah krisis virus corona. Dow pada Rabu(18/3/2020) merosot lebih dari 1.300 poin menjadi 19.898,92 poin, menandai penutupan pertama di bawah 20.000 sejak Februari 2017.

Sementara S&P 500 jatuh tujuh persen pada sore hari, memicu pemutus sirkuit utama yang menghentikan perdagangan selama 15 menit.

Jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat telah mencapai 7.000 pada Rabu (18/3/2020) pukul 13.00 waktu setempat, menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins.