Petani di Parimo gagal panen akibat gunakan pestisida berlebihan

id Petani, padi, pertanian, parigi moutong, sulteng,Sulteng

Petani di Parimo gagal panen  akibat gunakan pestisida berlebihan

Dokumentasi- Petani Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengemas gabah kering panen (GKP) ke dalam karung setelah dipanen menggunakan dores, Senin (25/11/2019). (ANTARA/Moh Ridwan)

Parigi (ANTARA) -
Sejumlah petani padi di wilayah Desa Tolai, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengalami gagal panen akibat penggunaan pestisida berlebihan.


 


"Kondisi yang kami alami ini sudah berlangsung tiga tahun terakhir dengan luas lahan terdampak kurang lebih 250 hektare," kata I Ketut Ngayah, salah seorang petani sawah Desa Tolai yang terdampak, Selasa.


 


Dia menjelaskan, dampak dari gagal panen tersebut berimbas pada hasil produksi petani anjlok hingga 60 persen per musim panen, akibatnya petani mengalami kerugian dari sisi materil.


 


Dia mengemukakan, kini sejumlah petani di desa itu yang hanya memiliki sedikit lahan terpaksa menyewakan ke petani lain agar lahan tersebut tetap bisa tergarap dan berproduksi.


 


"Sewa lahan dalam bentuk bagi hasil. Hal itu terpaksa dilakukan, karena dari sisi modal tidak mampu mengakomodasi biaya produksi," ujar Ketut.


 


Menurut dia, kegagalan dialami akibat keteledoran petani, sebab mereka memaksakan untuk mendapat jumlah produksi yang besar dengan menambah jadwal tanam hingga lima kali, padahal ideal musim tanam dalam setahun paling banyak dua kali.


 


Akibat memaksakan diri, penggunaan pestisida sulit dikendalikan dan akhirnya produksi bukan melimpah, justru anjlok.


 


"Kurun waktu tiga tahun, hanya sekali panen berhasil, selebihnya gagal," kata Ketut menambahkan.


 


Petani lainnya, I Nyoman Mudro menyarankan, guna menghindari gagal panen maka petani harus mengikuti ketetapan jadwal tanam yang sudah disusun pemerintah, supaya hasil produksi bisa stabil.


 


Lima kali produksi dalam setahun, menurutnya, hal yang sulit dilakukan untuk mendapat hasil yang baik, di tambah lagi kelangkaan pupuk dan harga obat-obatan mahal memaksa petani meminjam modal untuk menjaga konsistensi produksi.


 


"Kita tidak ingin kegagalan ini terulang kembali, oleh karena itu perlu ketegasan pemerintah terhadap jadwal tanam," kata Nyoman.


 


Tahun 2020, Pemkab Parigi Moutong menargetkan produksi tanaman pangan pada komoditas padi di kabupaten itu sebanyak 344.456 ton dengan produktivitas 55,24 kwintal per hektare.


 


Dimana, luas tanam ditarget 64.590 hektare dan luas panen 62.355 hektare.