Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi terpilih menjadi salah satu ketua bersama (co-chair) untuk program COVAX AMC Engagement Group yang diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin (GAVI).
Selain Menlu RI, Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse, dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould juga terpilih untuk memimpin program pengadaan dan distribusi vaksin COVID-19 bagi 92 negara yang tergabung dalam COVAX AMC.
Terpilihnya Indonesia sebagai salah satu ketua dengan perolehan suara terbanyak yakni 41 persen dari total suara yang masuk, menurut Menlu Retno, perlu dimaknai sebagai wujud kepercayaan dunia, terutama negara-negara berkembang, kepada Indonesia.
“Merupakan tanggung jawab besar Indonesia untuk mewujudkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara melalui jalur multilateral. Tanggung jawab besar ini kita upayakan untuk ditunaikan sebaik mungkin,” ujar Retno kepada wartawan, Rabu.
COVAX AMC Engagement Group merupakan forum antar negara AMC dengan negara-negara donor untuk pengadaan dan distribusi vaksin bagi negara AMC.
Melalui forum kerja sama tersebut, 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah yang bergabung dalam Fasilitas COVAX, akan memperoleh akses ke vaksin COVID-19 yang aman dan efektif dengan bantuan negara donor.
Fasilitas COVAX sendiri memiliki target pengadaan vaksin bagi 20 persen dari populasi setiap negara AMC, dan mendukung kesiapan negara AMC untuk melakukan rencana vaksinasi nasional.
“Tentunya pengadaan akan dilakukan secara bertahap karena masih terbatasnya vaksin yang tersedia bagi semua negara,” kata Retno.
Meskipun mengakui bahwa target pengadaan vaksin oleh COVAX tidak mudah dijalankan karena sumber daya yang terbatas dan kesiapan semua negara dalam menerima vaksin COVID-19, Menlu Retno meyakini bahwa kerja sama erat oleh semua negara dapat membantu tercapainya target tersebut.
Guna menindaklanjuti peran barunya dalam memimpin COVAX AMC Engagement Group, Menlu RI melalui PTRI Jenewa akan segera melakukan komunikasi intensif dengan GAVI, yang bermarkas di Swiss.
“Sementara itu, saya juga akan menghubungi dua chairs (ketua—red) lain untuk mulai menjalin komunikasi,” tutur Retno.