Produksi Minyak di Blok Tiaka Menurun

id Tiaka, Produksi Minyak, Sulteng

Produksi Minyak di Blok Tiaka Menurun

Direktur Marketing dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya (tengah), berbicara dengan sejumlah staf saat meninjau sistem suplai dan distribusi BBM di Depot Pertamina Siantan, Pontianak, Kalbar, awal Juli 2012. Hanung Budya menyatakan, PT Pertamina akan melakukan penambahan pasokan bahan bakar berupa mi

"Ini penurunan alami dan sudah diramalkan sebelumnya akan terjadi penurunan produksi," kata General Manager JOB Pertamina, Medco E&P Tomori Sulawesi, Indra Prasetya di Palu, Selasa.
Palu - Produksi minyak di blok Tiaka, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, oleh PT. JOB Pertamina, Medco E&P Tomori Sulawesi, cenderung mengalami penurunan.

"Ini penurunan alami dan sudah diramalkan sebelumnya akan terjadi penurunan produksi," kata General Manager JOB Pertamina, Medco E&P Tomori Sulawesi, Indra Prasetya di Palu, Selasa, di sela-sela mediasi Komnas HAM Pemenuhan Hak Atas Kesejahteraan Masyarakat Atas Kegiatan Migas di Morowali.

Mediasi Komnas HAM yang berlangsung di Gedung DPRD Sulawesi Tengah tersebut dihadiri perwakilan masyarakat dari 10 desa di lingkar tambang minyak di Kabupaten Morowali, satu desa di antaranya dari Kabupaten Banggai.

Sementara dari perusahaan dihadiri oleh General Affairs Manager JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi, Chandra Bima dan Public Affairs and Security Section Head, Rivian Pragiffa Oktara.

Selain dihadiri jajaran manager, perusahaan juga dihadiri oleh alternatif komisaris PT. Pertamina Hulu Energi Tomori Sulawesi Zulkifli Abu Bakar dan alternatif komisaris PT. Medco E&P Indonesia Nasrul Hasan.

Indra Prasetya mengatakan, grafik produksi minyak di enam sumur di blok Tiaka saat ini cenderung menurun dari biasanya 1.400 barel per hari menjadi 1.200 barel per hari.

"Ini sudah berlangsung dua tahun terakhir," katanya.

Dia mengatakan, perusahaan sudah melakukan berbagai upaya untuk untuk meningkatkan produksi minyak di daerah itu, namun peningkatan produksinya tidak bertahan lama.

"Naiknya hanya sebentar, tapi turun lagi," katanya.

Indra mengatakan, dari enam sumur yang dioperasikan di daerah bekas kawasan karang di Kecamatan Mamosalato tersebut , empat diantaranya masih sembur alam sementara dua sumur lainnya pengangkatan produksinya sudah menggunakan teknologi (gas live).***